Translate

Selasa, 15 November 2016

Dari Jago ke Miko

Jago namanya. Ayam jantan kesayangan keluarga kami yang ditemukan mati dengan tanda2 kekerasan di badannya. Pada suatu sore yang kuyup, ketika hujan mulai reda,  di antara batu nisan di belakang rumah kami, lebih dari 30 tahun lalu. 

Kami semua menangis. Merasa kehilangan lebih dari sekedar peliharaan. Jago nyaris layaknya anggota keluarga. Sebagai jantan Alpha, dia tak akan makan sebelum semua ayam peliharaan bapak, yg lumayan banyak waktu itu, dan sebagian besar dibebaskan berkeliaran di belakang rumah--yang tembus ke kuburan--makan. Dia akan mencari, memanggil temannya untuk pulang jika bapak atau kami memanggil-manggil sembari membawa sebaskom campuran bekatul dan nasi setengah basi plus irisan kangkung atau sisa masakan semalam.

Lalu saat semuanya sudah makan, baru dia menghampiri bapak yang sudah menyiapkan segenggaman jatahnya.

Jago namanya, yang mengenalkan kami sebuah rasa halus bernama cinta pada makhlukNya. Meski dia 'hanya' berwujud hewan.

Rasa itu datang dan pergi, dalam bentuk lain. Kucing domestik, ikan, hamster, kelinci,..Dan setiap kali mereka mati, selalu saja ada air mata. 

Dan selama rentang waktu itu, favorit kami, terutama buatku, selain Jago--bapak dan ibuku tak kreatif menamainya--adalah Eran Prinsie. 

Mereka istimewa karena kami bawa dari Pati saat berusia sekitar 3 bulan. Sudah mulai makan dry food. Diberi oleh mbak iparku nomor dua. Mereka menjadi makin istimewa ketika masku yang memberi Eran Prinsie meninggal Nopember setahun lalu.

Kucing temanku seumuran Prinsie sudah bereproduksi. Dan dia yang pemilih, kupikir mandul karena tak kunjung hamil juga. Hingga hampir dua bulan lalu aku curiga pada perut dan tanda2 lainnya.

Minggu, 16 Oktober jam 15.00 lahirlah Miko, anak pertama Prinsie di usianya yang keempat tahun. Normal, di bawah kursi beranda. Instingtif, tali pusar diputus dan plasenta dimakannya. Lalu disela kontraksi hendak melahirkan lagi, dia menjilati Miko, menempatkannya di area aman, sudut kamarku.

Malam itu, aku seolah menjaga seorang anak perempuan. Bukan hewan peliharaan. 

Andai klinik buka, pasti kubawa dia sore itu juga. Untuk memastikan proses kelahiran saudara Miko. Prinsie malam sampai pagi menjelang kubawa ke dokter manja sekali. Tak mau sekalipun kutinggal. Malam aku tidur di sebelahnya di lantai, menggelar kasur. Tanganku mengelusnya, badanku menghadapnya. Capek, ganti posisi, dia akan mengeong protes. 

Di klinik, dokter hewan memutuskan untuk mencoba induksi dulu. Jika masih tak bisa keluar normal, baru caesar.

Jam 3, aku ditelpon dokter, Prinsie harus caesar. Jam 16.30 aku ke klinik, datang pas dokter hampir selesai menutup bekas sc. Keempat kakinya masih terikat di meja operasi. Dan dia masih dalam pengaruh obat bius. Sentimentilku muncul demi melihat Prinsie harus caesar. Karena aku sendiri merasakan 2x SC; melahirkan Yasmin dan Ranu.

"Dia nggak mau makan dan minum, Bu," kata pegawai klinik. "Sama dokter dipaksa makan dan minumnya. Dia kucing yang pintar, sayang anak.. Dia bergerak kalau menyusui dan menjilati bayinya." 

Ah, anakku sayang... aku bangga pada insting keibuannya. Di saat kucing yang lain, kutahu menelantarkan anak2nya, dia yang kesakitan paska operasi masih lebih peduli pada anaknya.

Menyambangi lagi keesokan hari, sengaja kubawakan dia makanan dari rumah, dan kusodorkan di tanganku. Sama seperti saat dia kecil dulu, mau makan di pangkuanku, dari tanganku. Juga minum susu.

4 hari berikutnya, kami tak berjumpa. Aku, suami, dan anak2 harus ke luar kota. 

Senin aku datang, dia menyambutku dengan riang. Mengeong keras, bangkit di dalam kandang. 

"Iya, kita pulang, Nak." Kataku. Melunasi biaya operasi dan menginapnya sebesar 1.570.000

Melihat Prinsie merawat Miko, sungguh aku terharu dan bangga. Cara kaki depannya memeluk Miko saat tidur atau sambil menjilati, sungguh seperti manusia memeluk bayinya.

Melihat dia mengawasi di sudut kamar ketika Miko belajar jalan, melihat dia 'menyuruh' Miko kembali ke kamar ketika bayi 2 minggu itu keluar dari zona aman, dan ketika dia justru mendukung dan mendampingi anaknya mengekplorasi ruangan lain.

Sayang, aku tak bisa lebih lama menyaksikan itu semua. Sore, kondisi Miko menjadi buruk. Nafasnya  tersengal-sengal. Dia berkali-kali mengeong keras nampak kesakitan jelas. Dan Prinsie, ... aku tak tega menceritakan dan melihat lebih lama dia memeluk , menjilati Miko. Aku tahu ada yang salah  pada Miko. dia sakit, dan harus segera dibawa ke dokter. Klinik kutelpon tak ada yang mengangkat. Kuperkirakan sudah tutup. Hujan deras sekali di luar. Sederas air mataku kehilangan Miko... Sederas waktu kami menemukan Jago tergeletak diantara nisan.

Sampai kutulis ini, Prinsie masih mencari anaknya yang sudah mati. Miko menyusul saudaranya yang mati di perut, yang harus dikeluarkan lewat caesar 4 minggu sebelumnya. Menjelang maghrib dia dikubur suamiku di bawah pohon rambutan halaman depan rumah kami. Bersama hewan-hewan peliharaan kami lainnya yang sudah mati sebelumnya.

Meski hanya 4 minggu, Miko dan Prinsie menunjukkan padaku pemandangan luar biasa tentang kasih sayang seekor induk pada anaknya. Semoga aku, sebagai ibu, bisa menjadi lebih baik dan bijak menjaga, mendorong, mengasuh anak. Seperti Prinsie terhadap Miko.

Jumat, 11 November 2016

Capolaga Field n Camp Day 2016 Another amazing story of RIM journey


Jam 22.00.
Kamar sejuk berpendingin udara, selimut hangat, kasur kering empuk,...mampukah dibandingkan dengan tenda yang beralaskan busa eva--yang bahkan tak mampu membohongi ketidakrataan tanah di bawahnya? Atau dibandingkan juga dengan alas yang dingin sebab rembesan air yang merintik sejak sore hingga nyaris tengah malam?
Tentu tidak.
Siapapun akan memilih kondisi pertama. Namun cerita berbeda ketika kondisi kedua itu kita yang memilihnya dengan sadar, dengan senang.
Dengan senang? Ya! Bagaimana tidak senang kalau bisa menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer bersama 'keluarga besar' yang dipersatuan (dulu) oleh tunggangan bernama chevrolet zafira. Kemanapun, bagaimanapun, kalau sama keluarga Rombongan Iwak Mrongos yang satu ini, insyaAllah hepi2 saja. Apalagi camping. Serunya, lokasi camping ini suer, beyond my expectation. Thanks to team survey: Om Satrio, Om Toink, Om Dino
Dari 20 kr (70 jiwa) yang mendaftar, 3 batal krn udzur yang memang tak bisa disangkal. Tapi sampai di lokasi, bergabung juga om Yosi n te Rini plus 2 krucilsnya dari Bandung--nunggu si teteh yang mau lomba marching band tingkat nasional kelar latihan dl. Datang malam2, hujan, tak menyurutkan niat untuk bergabung di kegiatan RIM kali ini: Capolaga Field n Camp Day 2016.
Om Agus yang kebetulan sedang berada di Bandung pun tak menyia-nyiakan kesempatan bergabung, memboyong nyonya n krucilnya, meski esoknya harus langsung cabut kembali ke Semarang.
Line up dari rest area KM 39 sekitar jam 09.00 Sabtu, kami meluncur ke tol Cipali. Keluar di pintu tol Subang-Pamanukan-Lembang. Menjelang 10 km menuju lokasi, gerimis mengiringi. Ndilalah, sampai di vila depan Capolaga, sudah ada mas penjual bakso pakai sepeda menunggu. (Ini penting bingit buat emak2. Xixixi). Cucoklah.. Kami bisa menikmati hangat dan pedesnya kuah bakso setelah parkir rapi, makan siang nasi, dan menghadap Ilahi.
Asar, hujan reda, kami pun menuju tenda. Berjarak sekitar 250 m dari villa, track yang dibuat lumayan landai. Ramah pula buat anak2 trekking. Beberapa bagian tanah biasa, sebagian lainnya berupa undakan beralas batu. Melintasi sungai, jembatan bambu yang bagian bawahnya dicor sangat memberikan rasa aman kepada penyeberang.
Tak lama membelah hutan pinus dan tanaman rendah lainnya, lokasi kemahpun seolah melambaikan tangannya dari bawah.
Dari ketiga camping yang pernah kami ikuti di komunitas mobil ini, landscape Capolaga ini yang paling asyik.
Tenda2 dipasang berjajar berhadapan di salah satu sisi sungai yang datar. Bebatuan besar kecil, jernih air mengalir, berisik gemericik arusnya, memaksa kami mencelupkan kaki dan tangan begitu menjangkaunya.
Tak jauh dari lokasi yang sudah kami booking, sekelompok orang lainnya pun mendirikan tenda. Tepat di depan air terjun--salah satu dari tiga air terjun yang ada disana. Sayangnya, simphony alam perpaduan nyanyian serangga dan aliran air kali terkontaminasi musik 'peradaban modern' mereka. Untungnya saat malam tiba, suara musik itu tak terlalu kencang bahkan akhirnya kalah oleh air hujan.
Ya, habis asar yang jadwalnya kami games, terpaksa diundur karena hujan. Nggak deras sih.. tapi lumayan bikin basah. Begitu pula acara api unggun malamnya. Kambing guling dan gule kami santap paginya, karena kebanyakan sudah anteng tidur di tenda selepas isya. Meski ada beberapa om yang ngobrol sampai menjelang tengah malam ditemani si kambing guling td dan rempeyek ikan om Mahesa. Plus kopi dan obrolan hahahihi
Terbangun pukul 2.30 dini hari, selepas minta antar yayang soulmate ke toilet--yang alhamdulillah nggak terlalu jauh--masuk angin yg sejak malam sebelumnya mendera mencapai klimaksnya. Aku muntah di belakang tenda. Good lah.. legaa.. tinggal dikeluarkan nih hormon endorfinnya. Caranya, 'ditato' tulang ikan sementara alias dikeroki. Minum panadol, bobo pulas sampai pagi. Tak peduli sana sini basah sisa2 rembesan hujan yang baru berhenti menjelang tengah malam.
Pagi, alhamdulillah matahari bersahabat sekali. Wajah2 ceria bermunculan dari dalam tenda, dari jajaran pohon, dari balik tebing rendah kali. Bahkan balita-batita yang ikut camping pun tak ada satu pun yang rewel. Semua hepi dan bobo nyenyak sekali.
Maka pesta kopi dan marsmellow bakar pun dimulai. Kopi buat om2 dan tante2 nya. Baristanya, om Hendra yang baru sekali itu ikut touring n camping RIM. Teman sekantor om Mahesa, sang creator logo RIM yang mirip2 Angler fish minus lampunya. Menurutku sih. Hehehe..
Biji kopi yang katanya sama dengan yg biasa dijual kedai kopi premium berlogo dewi itu langsung dihancurkan dgn coffee maker manual, diseduh air panas, dihidangkan tanpa gula. Sedapp.. really black coffee eh kopi tubruk tanpa gula nih.
Om Gondrong alias Om Dino dan siapa lagi ya.. bikin api unggun. Kesempatanku jd tukang sate pura2, menerima orderan krucils membakar marsmellownya. Ada yg suka sensasi gosong n gula mencair di dalamnya, ada yg suka marsmellow original.
Habis nyemil2, games pun dimulai. Bawa kelereng pakai sarung dan games lainnya buat krucils. Usai krucils menguji kekompakan dan sportifitas mereka, gantian mama dan papanya yang diuji. Dan seperti biasa, kalah menang, duet maut tante Lupi dan om Erick sie acara seumur hidup itu selalu membikin anak2 dan kami hepi dengan goodie bag dan dorrprize nya. Thank you buat te Mei sebagai donator doorprize, juga te Lia body shop atas urunnya. Ayaran, besok2 ya. Hehehe.
Usai games, ada yang trekking ke air terjun, ada yg nyebur lagi ke kali, sarapan nasgor plus gule n kambing guling, dll.
Menjelang jam 11 hampir semua kami sdh beres bebenah.
Nah, jika kemarin enak, turun, baliknya ini yang cukup bikin mama Ayaran ngos-ngosan. Menanjak oiy! Nggak terasa sudah 16 tahun dari terakhir kali kesasar-sasar di lereng Penanggungan bareng best best friendku.
Alhamdulillah, hujan deras turun saat kami sudah sampai seluruhnya di villa, usai foto2 bersama, memasukkan semua bawaan ke mobil, dan sholat.
Om Sigit dan anak2nya langsung balik ke Bandung, sementara om Yosi n family yang ngerasa belum 'panas' nekan gas, ikut wisata kuliner sate Maranggi di Purwakarta. Endes oiy! Dan termasuk bersahabat harganya untuk kantong org Jakarta. Di sinilah kami akhirnya berpencar. Terpecah menjadi beberapa group balik pulang ke BSD, Jakarta, Depok, Bekasi, dan sekitarnya.
20.15 Alhamdulillah. Sampai rumah.
Saat ini, aku tengah berselimut nyaman lagi. Membawa rasa bahagia bisa jalan bareng keluarga besar RIM, yang jejaknya kami mulai 2005. Kami tumbuh bersama. Melihat anak2 masih bayi, lalu tanpa terasa memasuki bangku sekolah dasarnya. Melihat kakak2nya yang dl anak2 beranjak remaja. Mengamati siapa yang lebih kurus di pertemuan kali ini--refer to tante Mei:p-- dan siapa yang tambah gemuk plus bekas jerawatnya 'ngadzubillahi'--ini nunjuk diri sendiri. Xixixi. Ora popo. Penting sukses mendekatkan anak2 ke alam. Refreshing dari runitinas yang menantang.:p
Big thanks to duet maut fotografer te Rukmi dan Om AJP untuk foto2 cantiknya.
Yes, apapun itu, jika kita tak berharap selain kebersamaan, dan kita tak bertindak laku melainkan kejujuran, maka, semua akan terasa manisnya. No hard feeling. Just fun. ðŸ˜ƒ
Tanah Baru, 14 menit menuju pergantian waktu. Okt '16

Bagian-bagian Mesin jahit Portable

'Man behind the gun'. Sering dengar kan frase itu? Yang menunjukkan bahwa sehebat apapun sebuah senjata atau alat, tetap tergantug kepada pemakainya.
Lalu bagiamana dengan mesin jahit?
Sekian tahun bergelut dengan mesin jahit, apalagi tahun-tahun terakhir saat mulai menjual mesin jahit portable terutama Janome St24, juga mesin obras, kebanyakan masalah--terutama oleh sewing crafter-- pemula berasal kurang pahamnya user pada alatnya. 
Budaya baca kita yang masih kurang menjadi salah satu alasan kenapa penguasaan 'senjata' itu kurang. Karena kebanyakan dari kita tak membaca manual book sebelum memanfaatkan alat.
Namun, dengan era internet, hal tersebut sebenarnya juga bisa diatasi. cukup klik youtube dan search. dengan catatan, kuota internet cukup dan koneksi bersahabat. :)

Berikut bagian2 dari sebuah mesin jahit. Gambar aku ambil dari manual book Janome St24 dan kuedit. Untuk mesin jahit tipe lain, pada dasarnya sama. Bervariasi tergantung fiturnya juga.
 

Minggu, 14 Agustus 2016

Tutorial Mukena Yasmina

BAHAN:
-Katun jepang dua motif
-karet elastis lebar 8 mm



 TUTORIAL MEMBUAT MUKENA ANAK
I.        Potong semua bahan untuk bagian mukena sesuai ukuran pola dasar.

memotong bahan juga bisa dengan cara menjiplak dari mukena lama.

 bagian atas mukena sudah dipotong

 visor, gusset, pelapis kepala

 rempel-rempel




II.      Membuat visor
1.      Jahit bagian tekukan visor dengan kampuh 1 cm.
      

2.      Masukkan karet untuk visor.

      

3.      Jahit ujung belakang karet sejarak 2 cm dari bukaan visor. Jahit bolak-balik agar kuat

     
     


4.      Jahit ujung depan karet (yang dimasukkan tadi) sejarak  2 cm dari bukaan visor di bagian satunya.
   5.      Visor siap dipasang
                

 III.    Membuat gusset

Tekuk secara diagonal kain seukuran 6 x 6 cm yang sudah dipotong.

IV.    Membuat tali
1.      Tekuk masing-masing tepi kain ke tengah. Jahit sedekat mungkin ke tepi membentuk selongsong.

2.      Masukkan karet untuk tali.
3.      Jahit ujungnya sejarak 1,5 cm dari ujung selongsong. Jahit bolak-balik hingga kuat.
4.      Teruskan menarik karet hingga berjarak sekitar 1,5 cm dari ujung selongsong tali. Jahit bolak-balik ujung karet sehingga kuat.

 V.      Membuat rempel

Jahit kelim satu sisi kain untuk rempel. Atau bisa juga dengan dineci. Sambung kain untuk memenuhi panjang rempel yang diinginkan. 
  

   

      VI.    Menjahit rok mukena
1.      Jahit bagian panjang kain.
2.      Jahit salah satu bagian lebarnya dengan kampuh 1 cm (atau sesuai lebar karet elastis yang digunakan). Tekuk dua kali kainnya sehingga tepi kain tersembunyi.
3.      Dedel bagian jahitan panjang untuk memasukkan karet.
4.      Masukkan karet sampai kedua ujungnya bertemu. Jahit bolak-balik hingga kuat.
5.      Jahit tindas karet dan bagian pinggang dari luar agar karet tidak terpelintir.  Caranya dengan merapikan kerutan, bagi beberapa bagian dalam satu putaran panjang pinggang, lalu tarik karet selagi kita menjahit kainnya dalam posisi rata (tidak berkerut). Pembagian lingkar pinggang yang berkerut itu untuk memudahkan kita menentukan posisi awal dan akhir tarikan karet.
6.      Jahit rempel bawah. Sisi baik rempel berhadapan dengan sisi baik kain rok. Agar seimbang rempelnya, bagi lingkar bawah rok menjadi 4 atau 8 bagian. Begitu juga dengan panjang rempel. Sehingga masing2 mendapat porsi rempel yang sama.
7.      Obras rempel dan tepi rok mukena


          VII.  Menjahit atasan mukena.
1.      Jahit bagian dagu ke lutut (D-B)
2.      Jahit gusset yang sudah ditekuk secara diagonal.
3.      Jahit visor yang sudah jadi. Mulai dari puncak kepala sampai ke tepi-tepi.
4.      Jahit ujung tali di bawah jahitan visor
5.      Jahit lapisan kepala ke mukena. Sisi baik saling berhadapan. Sisi rata lapisan kepala (58 cm) dengan sisi muka yang sudah diberi visor, tali, dan gusset.
6.      Balik lapisan kepala, ratakan dan rapikan. Jarum pentul agar tidak bergeser. Jahit keliling. Ujung melengkung lapisan kepala bisa ditekuk ke dalam jika tidak diobras.
7.      Jahit tindas bukaan wajah dan lapisan kepala.
      
8.      Jahit keliling rempel. Sisi baik berhadapan dengan sisi baik atasan mukena bagian bawah. Obras tepi kain sisi dalam keduanya.
9.    Mukena Yasmina siap dipakai sholat.. :D 















 J



Jumat, 13 Mei 2016

Beli Mesin Jahit Yang Mana? Highspeed, Blackhead, Atau Portable?


Sebagai penjual dan pemakai mesin jahit, aku sering mendapat pertanyaan dari teman2 soal mesin jahit yang cocok.
"Untuk pemula, bagusnya yang mana, Bun?"
Atau..,"Merk S tipe ini sama merk J tipe ini bagusan mana, Bun?"
Aku tersenyum, lalu mencoba memberikan opini berdasarkan pengalamanku yang terbatas. Yang kusebut terbatas ini tentu jika dibandingkan dengan penjual dan pemakai mesin jahit yang sudah malang melintang belasan bahkan puluhan tahun.
Kenapa harus selalu kutekankan soal penjual dan pemakai? Karena penjual belum tentu pemakai. Spesifikasi bisa dihafalkan luar kepala oleh seorang penjual. Tapi hanya pemakai yang benar-benar bisa merasakan sensasi lebih kurang dari sebuah merk dan tipe mesin jahit. Yang juga memegang peranan penting di sini adalah persepsi kita terhadap sebuah brand. Mengabaikan hal tersebut--yang kadang bisa subyektif sekali--mari kita lihat masing-masing kelebihan dan kekurangan dari jenis2 mesin jahit yang hendak kita miliki.
Satu hal yang harus kita camkan juga adalah, membeli mesin jahit, hendaknya sesuaikan dengan kebutuhan dan budjet. Nyaris mirip dengan membeli dadget. Beli yang canggih tapi tak bisa kita manfaatkan fiturnya ya buat apa? Tapi mesin jahit juga tak seperti dadget yang perkembangannya gila-gilaan. Contohnya Mesin jahit portable Janome LR1122 yang kumiliki nyaris 9 tahun lalu masih asyik aja digenjot. Dan fitur jenis2 jahitan standar bawaannya masih tak ketinggalan jaman.
Berikut kelebihan dan kekurangan 3 jenis mesin jahit berdasarkan kapasitasnya; Highspeed, portable, n blackhead alias si kepala hitam jadul.
HIGHSPEED kelebihannya: 1. lebih tahan presure. mau digeber 24 jam 7 hari seminggu bisa krn didesain untuk industry/produksi. 2. lebih mampu dipakai menjahit bahan tebal. 3. lebih mampu dipakai menjahit bahan tipis , licin, atau melar meski tanpa ganti jarum khusus (blue tips needle). Cukup jarum ukuran kecil. (9 atau 11) 4. bisa dipasangi benang jins (tebal atau benang 20/40) katun maupun nilon.

Kekurangan highspeed: 1. Tidak moveable (tidak bisa dibawa kemana-mana) 2. Konsumsi daya (watt) lebih besar 3. Jenis jahitan hanya lurus. 4. Kecepatan tinggi, sangat tidak familiar bagi kebanyakan pemakai mesin jahit sehingga perlu waktu untuk beradaptasi.

MJ PORTABLE kekurangannya:
1. Karena base on hobby, tidak didesain untuk bekerja under pressure. Daya tahan jangka panjang jika digeber pemakaiannya akan kalah dibanding mj highspeed. 2. Tidak semua mampu menjahit tebal. Meski ada klaim heavy duty, sebaiknya dicoba sampai seberapa mampu menjahit tebal dan perhatikan bahan body. Bandingkan dengan MJ kelas yang sama. 3. Pada beberapa merk n tipe mj, mampu menjahit tebal juga bahan melar dan licin serta tipis seperti siffon. Tapi beberapa merk dan tipe mensyaratkan jarum khusus (blue tip needle). Kenali lebih dulu saat hendak membeli. 4. Harus disetting ulang agar bisa dipakai menjahit dengan benang tebal. Beberapa merk n tipe bahkan tidak mampu jika diberi benang tebal meski sudah disetting.
Kelebihan MJ portable: 1. Moveable. Bisa ditenteng kemana2. Untuk keperluan ini, pastikan mj menyediakan hard cover sehingga mampu melindunginya dari benturan saat dibawa jalan. 2. Konsumsi daya lebih rendah dr highspeed kisarannya 60-80 watt (kalau nggak salah) tergantung merk n tipe mj nya. 3. Ada yang digital dan manual. Digital harga lebih mahal, fitur lebih beragam, dan butuh sentuhan halus dibanding mj portable manual. 4. Fitur disesuaikan dengan fungsi utama: standar (pola jahitan biasanya sedikit, sekitar 12 pola), decorative (jenis/pola jahitan lebih banyak), quilting (menyediakan fitur2 khusus yang dibutuhkan utk craft quilting). 5. Kecepatan lebih rendah dibanding higspeed , jadi lebih mudah dioperasikan oleh seorang pemula. 6. Berdasarkan letak bobbin, dibagi menjadi 2. Bobbin atas n bobbin bawah. Bobbin bawah kekurangannya, untuk pemakaian jangka panjang akan lebih berisik (dari getaran bodynya, bukan dari mesinnya) dibanding bobbing atas. Tapi, bobbing atas, jahitannya tidak serapi bobbing bawah. seperti ada jeda sepersekian mm dari akhir jahitan ke awal jahitan berikutnya.
MJ BLACKHEAD Mesin jahit kepala hitam, ada yang masih original pakai penggerak kaki, ada yang sudah dimodifikasi penggerak dynamo. Termasuk jenis yang tidak portable. Meski ada jenis ini yang didesain tanpa meja, jadi bisa ditenteng2 seperti mj portable baru.
*foto pinjam dari www.sewinginsight.com
Tipe ini berada di tengah2 antara highspeed n mj portable. Untuk jahit tebal2, dia biasanya lebih tahan dibanding mj portable. Tapi kekurangannya, hanya mampu menjahit lurus seperti mj highspeed. Dengan setting khusus, selagi masih original penggerak kaki, bisa dialihkan menjadi mesin bordir--untuk yang ini Emak Ayaran belum membuktikan kebenarannya. :p
Demikian, semoga bisa membantu Teman2 menentukan MJ yang tepat sesuai budjet dan kebutuhan.

Jumat, 15 April 2016

Tentang Sepatu Mesin Jahit Bagian I

Jenis-jenis  Sepatu Mesin Jahit


Sepatu mesin jahit memegang peranan penting dalam sebuah proses penjahitan sebagai alat untuk membantu menyelesaikan jahitan sesuai yang kita inginkan. Ada banyak jenis sepatu jahit yang beredar di pasaran. Harganya juga bervariasi tergantung tingkat orisinalitas bawaan dari merk mesin jahit sampai yang tanpa merk dan kompatibel untuk digunakan di semua merk mesin jahit.
Sebelum membeli sepatu mesin jahit, yang pertama kali perlu diperhatikan adalah peruntukannya. Untuk mesin jahit besar (highspeed) atau mesin jahit kecil (portable maupun konvensional).  Yang perlu diperhatikan untuk kedua kalinya adalah jenis bobbinnya, di atas atau di bawah. Beberapa jenis sepatu kompatibel untuk bobbing atas ataupun bobbin bawah. Namun pada sepatu-sepatu tertentu yang asli bawaan dari merk mesin jahit (misal Janome) sepatu untuk bobbin bawah dan atas berbeda.
Berikut beberapa jenis sepatu yang biasa kita gunakan:

1. All Purpose/ Zigzag foot/Sepatu serba guna
Sepatu serba guna ini adalah sepatu yang paling banyak kita gunakan. Dengan tapak yg lebar, dia berfungsi untuk ‘memegang/menekan’ bahan. Ruang agak lebar di bagian jarum turun memungkinkan kita menyesuaikan dengan jenis jahitan yang kita inginkan, selain jahitan lurus. Tentu saja disesuaikan dengan tipe mesin jahit kita.  Misal Zigzag, bentuk dahan, semi feston, atau jenis lainnya. Tapi fungsi ini tentu tidak berlaku pada mesin jahit hitam/konvensional yang tidak memiliki fitur zigzag dan sebagainya.









2. Zipper foot/ sepatu ritsleting
Sepatu ini menempati posisi kedua tersering yang kita gunakan. Ada beberapa bentuk sepatu ritsleting yang beredar di pasaran. Sepatu ritsleting sering juga disebut sepatu sebelah, (gb.1) karena ada yang didesain hanya dengan tapak sebelah saja. Satu tapak kecil yang ada untuk menapak pada bahan, sementara sisi satunya tak bertapak difungsikan untuk sedekat mungkin mendekati gigi ritsleing. Kekurangan sepatu ristleting jenis ini adalah kita hanya bisa menjahit dari satu sisi. Tapi ada juga yang didesain untuk dua sisi. Bisa dipindah dengan cara menggeser besinya,(gb. 4 &5) bisa juga dengan memindahkan posisi pemegang sepatu ke kanan atau kekiri (gb. 3)

3. Satin Stitch Foot
Disebut juga sepatu dekoratif karena selain untuk memudahkan ‘berjalan’ di  bahan satin yang licin (tau bahan lain sejenis misal siffon, vinil, kanvas/linen laminating) sepatu ini juga memudahkan kita untuk membuat jahitan-jahitan dekoratif (besifat hiasan). Ini dikarenakan bahannya yang dari plastic, sehingga tembus pandang. Yang membuatnya mudah berjalan di atas bahan licin semacam satin, bahan laminating, vinil, atau suede adalah plat di bawahnya.








4. roller foot.
Fungsinya nyaris sama dengan Satin foot, memudahkan menjahit di bahan2 licin seperti satin, suede, bahan laminating, siffon, kulit sintetis, juga yang melar seperti kaos. Ini dikarenakan roda di bagian bawahnya.















5. piping foot.
Sepatu pipa, untuk mempermudah kita menjahit bagian bisban berpipa seperti tepi tas, atau tepi sarung bantal kursi. Bagian bawahnya memiliki dua cekungan memudahkan kita memilih mau menjahit dari sebelah mana. Yang perlu diperhatikan adalah diameter pipa plastic yang kita gunakan, sudah pas kah dengan ukuran standart piping foot.


6. Button hole foot
Adalah sepatu untuk membuat lubang kancing. Biasanya sepatu ini sudah bawaan dari mesin jahitnya. Ada bagian di belakang untuk memegang kancing sehingga lebar lubangnya otomatis akan menyesuaikan. Untuk membuat lubang kancing ini kita menggunakan jenis jahitan zigzag sesuai dengan fitur yang ada di mesin jahitnya. Pada mesin jahit tipe tertentu, ada satu bagian pemegang sepatu lubang kancing ini. Pada tipe lainnya tidak ada. Ada mesin jahit yang memiliki fitur 1 langkah pengerjaan lubang kancing, ada yang 2 langkah.


7. walking foot
Biasa disebut juga sepatu quilting karena berfungsi untuk menjahit qulting (tindas) lurus dengan batting dakron, busa,atau semacamnya. Semacam capit di sepatu ini untuk memegang sekrup di bagian dudukan sepatu sementara per di dalam bagian sepatu membuat dia bisa’melompat-lompat’ saat menjahit. Hal ini untuk menghindari bahan menjadi berkerut sebab adanya ‘batting’ (lapisan pengisi/interlining) diantara outer dan inner.

8. Darning/Embroidery Foot
Biasa disebut juga sepatu free style quilting. Hampir sama dengan walking foot, hanya dia mensyaratkan feed dog (pengatur jalan gigi) diturunkan, sehingga jalannya bahan bisa disesuaikan dengan selera kita, tidak diatur lurus oleh gigi. Besi semacam tangan di sepatu ini kita tempatkan di atas sekrup dudukan jarum sebagai penahan dia. Disebut juga embroidery foot karena dengan turunnya feed dog, dan area jarum yang berbentuk lingkaran, kita bisa bebas menggerakkan bahan. Dengan jenis jahitan zigzag, niscaya kita bisa membuat semacam bordiran di atas kain dengan mesin jahit.

9. overcasting foot
Berfungsi untuk membuat jahitan semi obras. Plat tipis yang ada di bagian sepatu ini membatasi tepi kain.


10. quilting foot
Sepatu quilting, untuk menjahit tindas lurus. Tapak sebelahnya yang lebih pendek berfungsi sebagai penanda kapan jarum harus berhenti sehingga jahitan tidak lurus ke sambungan kain horizontal.

11. Hemmer/ roll hem foot
Biasa disebut juga sepatu neci, berfungsi membuat jahitan dengan tekukan (kelim) sekecil mungkin. Ada yang bagian bawah sepatu kelim ini  membentuk ceruk memanjang, ada yang tidak memiliki ceruk memanjang.

12. Teflon Foot
Sepatu Teflon fungsnya  seperti satin foot, digunakan untuk menjahit di bahan yang licin seperti kanvas/linen laminating, vinil, siffon, satin, juga bahan kaos.



13. Buttong sewing foot
Sepatu untuk memasang kancing. Bentuknya yang menekuk di bagian depan berfungsi untuk memegang kancing

14. blind Hem foot
Sepatu kelim/som. Berfungsi untuk membuat jahitan kelim/som di bagian bawah celana, atau rok. Sehingga dari luar tampak hanya titik benang. Saat menggunakan sepatu ini atur jenis jahitan di mesin jahit yang sesuai untuk membuat kelim. Sepatu ini tidak bisa digunakan di mesin jahit konvensional (mesin jahit hitam). Bagaian ulir di sebelah kanan bisa diputar untuk menyesuaikan jarak kelim yang diinginkan.


15. ¼” Patchwork foot


Disebut juga sepatu seperempat. Fungsinya nyaris sama dengan sepatu quilting. Kelebihannya ada di plat tipis di sebelah kanan yang berfungsi untuk membuka jahitan antar bahan, sehingga jarak jahitan dengan sambungan bisa tetap lurus.

Dan apakah sepatu gathering ini? tunggu bagian selanjutnya ya...:D
Lalu, apakah high shank n low shank itu?
Tunggu tulisan berikutnya ya.... InsyaAllah.


Rabu, 09 Maret 2016

Jenis-jenis Pelapis Tas bagian kedua

1.       Dakron/silikon lembaran
Dakron/silicon lembaran nyaris sama. Hanya tingkat kehalusan mereka yang membedakan. Dakron lembaran, jika dibelah tengahnya bisa terpisah serat-seratnya, tapi kalau silicon lembaran tidak bisa. Akan saling berkaitan serat-seratnya. Tekstur silicon juga lebih halus, tidak sekaku dakron lembaran. Tersedia dalam berbagaii ketebalan dalam ukuran oz, dan berbagai lebar dari 1,5 sampai dengan 2,4 m. Dakron/silicon lembaran ini biasa digunakan untuk batting (interlining antara outer dan inner) bed cover.
·         Cara menjahitnya dengan system sandwich. Gunakan sepatu khusus quilting (walking foot atau free style motion foot) agar kain tidak tertarik dan berkerut saat dijahit.
·         Sebagai batting dia cocok untuk tas-tas quilting yang harus dijahit tindas dan ada efek bervolume tapi tidak berat.
·         Harga berkisar antara 50 rb ke atas. Tergantung lebar, ketebalan, tingkat kehalusan, dan tokonya.



2.       Kain keras (t103)
T103 merupakan salah satu interlining yang tidak mudah didapat. Yang paling umum ada dua ketebalan 0.6 dan 0,8 dengan lebar 1,4 m. Warnanya raw white, di supplier dijual dalam gulungan sepanjang 60 yard. Seratnya seperti pulp. Sifatnya tidak mudah sobek. Penulis pernah merendam t103 ini dalam air dari jam 8 malam sampai jam 5 pagi dia tidak hancur atau melar.  Di industry sepatu dia biasa disebut kain keras (KS) yang memiliki dua varian. Ks perempuan dan laki-laki. Ks perempuan teksturnya lebih lembut daripada laki-laki.
·         Cara menjahitnya bisa langsung dengan kampuhnya, tanpa harus dilem dulu. Atau bisa juga dilem terlebih dulu dengan outer.
·         Sebagai interlining dia memberi kekuatan pada konstruksi tas tapi cukup fleksibel dan tidak kaku.
·         Harga di pasaran sekitar 22.000-25.000/m



3.       Stapleks
Staplek merupakan salah satu jenis dari kain keras yang ada di pasaran. Biasa dijual dalam roll berisi 60 yard atau 30 yard. Staplek ada yang memiliki lem di satu sisi, ada yang tidak memiliki lem. Di pasaran beredar beberapa merk, tapi untuk bag making sebaiknya gunakan staplek yang lemnya merata dan lebih lengket ke bahan. Hal ini mengingat staplek sebenarnya digunakan untuk memberi efek tegak pada krah atau kaku pada bagian depan baju yang berkancing, yang tidak membutuhkan luasan permukaan banyak. Untuk bag making yang membutuhkan luasan permukaan lebih ,banyak daripada penggunaan di apparel (baju) maka disyaratkan lem yang benar-benar kuat.
Memiliki lebar standart  90 cm, staplek terdiri dari beberapa ketebalan. M70, M33, M32, dan M10 merupakan urutan ketebalan dari yang paling tebal (kaku) sampai yang paling lemas. Yang paling sering digunakan untuk melapisi outer adalah M33 dan M32. Sedangkan M10 biasa untuk melapisi inner.
·         Cara menjahit staplek ini dengan disetrika terlebih dahulu ke bahan. Setrika panas, mulai dari bagian tengah geser ke tepi-tepi. Jalan sekali, angkat, jalan lagi. jangan menyetrika staplek dan outer/inner seperti menyetrika baju biasa untuk menghindari udara terjebak di dalamnya. Sisi buruk kain berhadapan dengan sisi berlem staplek. Rapikan (setrika) terlebih dahulu bahan sebelum digabungkan dengan staplek. Pola dibuat sudah termasuk kampuh.
·         Efek yang ditimbulkan oleh penambahan staplek pada outer/inner tergantung jenis staplek yang dipakai. Kanvas lokal dengan staplek M70 jelas akan lebih tegak disbanding linen dengan staplek m33.

·         Harga di pasaran berkisar 17.000/m.