Translate

Senin, 28 September 2015

Tentang Centang (Keling dan Jamur)


Pasti sudah akrab dong dengan aksesoris tas yang ini? Yap, fungsi utama keling (rivet) adalah untuk menyambung dua bahan--bisa yang sama jenisnya ataupun beda—selain juga untuk menambah nilai estetika. Ada banyak sekali jenis rivet/keling ini. Juga sejarahnya. Namun yang akan kita bahas sekarang lebih spesifik ke keling yang biasa kita pakai sehari-hari di ranah tas handmade. Seperti halnya aksesoris lain seperti ring atau  kunci sodok, rivet juga ada yang berwarna poles/bakar, emas, atau nikel.

Sedangkan berdasarkan jenis cap (tutupnya), ada 3 yang biasa kita pakai. Jenis pertama yang tanpa cap. Jadi dia bolong. Cap kedua datar, biasa disebut keling. Dan cap yang ketiga cembung seperti jamur sehingga biasa disebut centang jamur.

Beberapa jenis cap itu dikombinasikan sehingga bisa menjadi centang jamur, centang keling, double keling, keling jamur. Penggunaannya, disesuaikan dengan posisi dan kombinasi. Misal, untuk sisi belakang berada di bagian dalam tas (tertutupi oleh inner), maka dia aman saja jika dipasangi yang tanpa cap (cap bolong). Tapi jika dia dirancang untuk kelihatan, sebaiknya pakai yang bagian belakangnya cap keling.  Cap jamur biasanya diletakkan di bagian depan untuk menambah nilai estetika tas. Sesuaikan saja dengan handlenya—jika handlenya beli yang sudah siap pakai dan menggunakan rivet.

Tentang ukuran, kode menunjukan panjang kaki dan diameternya. Misal kode 810, artinya panjang kaki si keling 8 mm dengan diameter cap 10 mm. Alat penggetok memiliki kode disesuaikan dengan rivetnya. Ukuran yang tertera di penggetok bisa digunakan untuk rivet yang lebih kecil. Tapi tidak bisa digunakan untuk yang lebih besar. Begitu pula dengan alas.


Just sharing, welcome banget kalau ada yang mau menambahkan.:)

Minggu, 27 September 2015

Jenis Bahan/ Warna Aksesoris Tas.


(Warning! Hanya buat pemula. :))
Jadi ceritanya saat menerima orderan aksesoris dari beberapa pelaku tas handmade newbie, saya sering menawarkan mau yang nikel atau atg? Ini karena mereka tidak mencantumkan maunya yang warna apa. Pertanyaan selanjutnya biasanya adalah nikel atau atg itu yang bagaimana Mbak?

Baiklah.. Jadi, di pasaran, ada beberapa warna/lapisan yang biasa kita kenal. Ada nikel (putih), poles/bakar (coklat keemasan), dan emas (emas muda, emas tua). Nah, nikel sendiri ada dua, lokal dan import. Cirinya yang import lebih ‘cling’ daripada yang lokal. Harga juga jelas lebih mahal. Nikel import juga nggak gampang karatan dibanding dengan nikel lokal.

Di kelas atg (pada beberapa supplier diberi kode agg) ada dua jenis juga. Bakar dan poles. Yang poles ini setara kelasnya dengan nikel import. Dia lebih cling, nggak gampang karatan, dan jelas lebih mahal. Sedangkan yang bakar, pada kondisi lembab dia gampang sekali karatan.

Untuk warna emas, setahuku ada 3 varian. Emas muda, emas tua, dan emas yang agak kemerahan. Sayang, stok yang ada di workshop ayaran cuma yang emas muda. Selain nikel, poles/bakar, dan emas, ada juga black nikel. Tapi dia paling jarang digunakan terutama di ranah tas handmade.

Khusus penggunaan nikel dan poles/bakar, dia masing-masing membawa ‘jiwa’ pada si tas. Nikel kesannya lebih sporty dan casual. Sedangkan poles lebih bersifat klasik  vintage. Jadi, kalau motif bahan kita misalnya vintage, sebaiknya sesuaikan aksesoris (ring, kunci sodok, dll) dengan yang poles/bakar. Tapi kalau motif bahan kita lebih casual, cheerful, pakai saja yang nikel. Biar bisa nyatu semua elemen di tas itu. Demikian, CMIIW. :)