1. Vislin
Vislin termasuk jenis fusible interlining. Terdapat berbagai macam
ketebalan, dan biasa dimanfaatkan untuk melapisi kain (biasanya katun) sebelum
dijadikan aplikasi. Ini untuk menjaga agar pinggir kain tidak terlalu
berserabut saat dilem ke bahan sebelum dijahit tangan dengan tusuk feston atau
dibordir. Untuk tas handmade, vislin biasa digunakan juga untuk memberi efek
lebih rapi ke bagian saku tas. Tapi untuk lapisan inner, sebaiknya dihindari
karena vislin cenderung mudah sobek apalagi saat dilakukan teknik
balik/lahiran.
·
seperti halnya interlining lain, vislin juga
disetrika dulu ke bahan.
2. Pelon
Seperti halnya vislin, pelon juga merupakan salah satu jenis fusible
interlining. Permukaannya bertekstur seperti gula. Ada yang halus, ada yang
kasar. Pellon sendiri sebenarnya merupakan brand sebuah fusible interlining. Seperti halnya Velcro untuk menyebut pita
berperekat. Pelon yang halus biasa digunakan sebagai lapisan blazer wanita.
Sedangkan di tas handmade, pelon yang oleh awam biasa disebut juga kain
kodokan, biasa digunakan sebagai pelapis inner.
Memiliki lebar standar 90 cm.
·
Cara jahit seperti halnya staplek, disetrika
dulu ke bahan. Pola dibuat termasuk kampuhnya.
·
Di pasaran pelon dijual dalam kisaran harga
12.000/m
3. Laken
Laken merupakan salah satu batting
dalam pembuatan tas handmade yang agak susah didapatkan. Ada banyak jenisnya
dari yang kasar (biasa dipakai sebagai lapisan jaket) sampai yang halus,
sebagai lapisan meja hakim. Teksturnya seperti wol yang dipres. Daya melarnya
sangat rendah. Cocok untuk alas bros kain, tapi kurang sesuai sebagai batting tas karena harganya relative
mahal.
·
Laken dijahit termasuk kampuh polanya.
·
Memberi efek berisi dan agak berat kepada tas.
·
Harga berkisar 50.000/m.
4. Flannel
Flannel merupakan salah satu kain yang seratnya mirip wol dipres.
Sifatnya menghangatkan dan daya serap airnya kurang. Khusus untuk craft,
flannel yang biasa dijual dalam lebar 1,2 dan 1,5 ini tersedia dalam banyak
varian warna. Bahkan sekitar 7 tahun
terakhir flannel untuk craft pun mulai diproduksi dalam berbagai motif dan
warna. Selain itu, flannel pun bisa disablon/dicetak dengan
gambar-gambar/karakter sesuai yang diinginkan. Teksturnya mudah melar, sehingga
fleksibel untuk dijadikan berbagai macam kreasi. Saat digunting pun flannel tak
berserabut seratnya (mbrudul) sehingga memudahkan penanganan. Harganya yang
relative murah pun menjadikannya media yang cukup ramah bagi kantong crafter
pemula. Flannel selain digunakan sebagai media utama kreasi craft (boneka flannel,
tempat pensil, dll), biasanya juga dimanfaatkan sebagai bahan aplikasi di
sajadah, baju anak, dll.
Kekurangan flannel ini terletak pada pemukaannya yang mudah berserabut
jika dipakai lama. Maka dia sangat tidak dianjurkan untuk disikat saat pencucian.
·
Flannel dijahit ditambahi kampuh dari pola
dasar. Bisa diquilting/jahit tindas atau tidak, tergantung selera.
·
Memberi efek bervolume, tapi cukup ringan. Cocok
sebagai batting tas ransel untuk anak atau duffle bag.
·
Harga kisaran 15.000/m
5. Karton
Karton terdapat beberapa ketebalan, digunakan sesuai dengan posisi dan
modelnya. Misal karton yang tipis, biasa dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk
memberi efek rapi pada bukaan ritsleting, atau sambungan ritsleting (recessed
zipper). Untuk yang tebal dimanfaatkan sebagai alas, atau lapisan clutch pesta
dengan cara dilem ke bahan.
·
Dijual per lembar, banyak terdapat di toko-toko
buku, kisaran harga dari 3.000/lembar dst.
6. Kulit sintetis/spon
Selain sebagai bahan utama (outer) kulit sintetis (spon) pun biasa
digunakan sebagai interlining. Biasanya dipilih yang tipis, dengan harga murah.
Lebar standar, 1,4 m. Jenisnya mirip perlak (alas tidur) bayi yang tahan air.
·
Cara pakai dengan dilem terlebih dahulu ke
bahan, menggunakan lem bening G600 atau bisa juga latex.
·
Cocok untuk bagian handle yang membutuhkan
kekuatan, namun tak perlu tebal.
·
Dijual dengan kisaran harga 12.000/m tergantung
jenisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar