Jenis-jenis Sepatu
Mesin Jahit
Sepatu mesin jahit memegang peranan penting dalam sebuah
proses penjahitan sebagai alat untuk membantu menyelesaikan jahitan sesuai yang
kita inginkan. Ada banyak jenis sepatu jahit yang beredar di pasaran. Harganya
juga bervariasi tergantung tingkat orisinalitas bawaan dari merk mesin jahit
sampai yang tanpa merk dan kompatibel untuk digunakan di semua merk mesin
jahit.
Sebelum membeli sepatu mesin jahit, yang pertama kali perlu
diperhatikan adalah peruntukannya. Untuk mesin jahit besar (highspeed) atau
mesin jahit kecil (portable maupun konvensional). Yang perlu diperhatikan untuk kedua kalinya
adalah jenis bobbinnya, di atas atau di bawah. Beberapa jenis sepatu kompatibel
untuk bobbing atas ataupun bobbin bawah. Namun pada sepatu-sepatu tertentu yang
asli bawaan dari merk mesin jahit (misal Janome) sepatu untuk bobbin bawah dan
atas berbeda.
Berikut beberapa jenis sepatu yang biasa kita gunakan:
1. All Purpose/ Zigzag foot/Sepatu serba guna
Sepatu serba guna ini adalah sepatu yang paling banyak kita
gunakan. Dengan tapak yg lebar, dia berfungsi untuk ‘memegang/menekan’ bahan.
Ruang agak lebar di bagian jarum turun memungkinkan kita menyesuaikan dengan
jenis jahitan yang kita inginkan, selain jahitan lurus. Tentu saja disesuaikan
dengan tipe mesin jahit kita. Misal
Zigzag, bentuk dahan, semi feston, atau jenis lainnya. Tapi fungsi ini tentu
tidak berlaku pada mesin jahit hitam/konvensional yang tidak memiliki fitur
zigzag dan sebagainya.
2. Zipper foot/ sepatu ritsleting
Sepatu ini menempati posisi kedua tersering yang kita
gunakan. Ada beberapa bentuk sepatu ritsleting yang beredar di pasaran. Sepatu
ritsleting sering juga disebut sepatu sebelah, (gb.1) karena ada yang didesain
hanya dengan tapak sebelah saja. Satu tapak kecil yang ada untuk menapak pada
bahan, sementara sisi satunya tak bertapak difungsikan untuk sedekat mungkin
mendekati gigi ritsleing. Kekurangan sepatu ristleting jenis ini adalah kita
hanya bisa menjahit dari satu sisi. Tapi ada juga yang didesain untuk dua sisi.
Bisa dipindah dengan cara menggeser besinya,(gb. 4 &5) bisa juga dengan
memindahkan posisi pemegang sepatu ke kanan atau kekiri (gb. 3)
Disebut juga sepatu dekoratif karena selain untuk memudahkan
‘berjalan’ di bahan satin yang licin
(tau bahan lain sejenis misal siffon, vinil, kanvas/linen laminating) sepatu
ini juga memudahkan kita untuk membuat jahitan-jahitan dekoratif (besifat
hiasan). Ini dikarenakan bahannya yang dari plastic, sehingga tembus pandang.
Yang membuatnya mudah berjalan di atas bahan licin semacam satin, bahan
laminating, vinil, atau suede adalah plat di bawahnya.
4. roller foot.
Fungsinya nyaris sama dengan Satin foot, memudahkan menjahit
di bahan2 licin seperti satin, suede, bahan laminating, siffon, kulit sintetis,
juga yang melar seperti kaos. Ini dikarenakan roda di bagian bawahnya.
5. piping foot.
Sepatu pipa, untuk mempermudah kita menjahit bagian bisban
berpipa seperti tepi tas, atau tepi sarung bantal kursi. Bagian bawahnya
memiliki dua cekungan memudahkan kita memilih mau menjahit dari sebelah mana.
Yang perlu diperhatikan adalah diameter pipa plastic yang kita gunakan, sudah
pas kah dengan ukuran standart piping foot.
6. Button hole foot
Adalah sepatu untuk membuat lubang kancing. Biasanya sepatu
ini sudah bawaan dari mesin jahitnya. Ada bagian di belakang untuk memegang
kancing sehingga lebar lubangnya otomatis akan menyesuaikan. Untuk membuat
lubang kancing ini kita menggunakan jenis jahitan zigzag sesuai dengan fitur
yang ada di mesin jahitnya. Pada mesin jahit tipe tertentu, ada satu bagian
pemegang sepatu lubang kancing ini. Pada tipe lainnya tidak ada. Ada mesin jahit
yang memiliki fitur 1 langkah pengerjaan lubang kancing, ada yang 2 langkah.
7. walking foot
Biasa disebut juga sepatu quilting karena berfungsi untuk
menjahit qulting (tindas) lurus dengan batting dakron, busa,atau semacamnya.
Semacam capit di sepatu ini untuk memegang sekrup di bagian dudukan sepatu
sementara per di dalam bagian sepatu membuat dia bisa’melompat-lompat’ saat
menjahit. Hal ini untuk menghindari bahan menjadi berkerut sebab adanya
‘batting’ (lapisan pengisi/interlining) diantara outer dan inner.
8. Darning/Embroidery Foot
Biasa disebut juga sepatu free style quilting. Hampir sama
dengan walking foot, hanya dia mensyaratkan feed dog (pengatur jalan gigi)
diturunkan, sehingga jalannya bahan bisa disesuaikan dengan selera kita, tidak
diatur lurus oleh gigi. Besi semacam tangan di sepatu ini kita tempatkan di
atas sekrup dudukan jarum sebagai penahan dia. Disebut juga embroidery foot
karena dengan turunnya feed dog, dan area jarum yang berbentuk lingkaran, kita
bisa bebas menggerakkan bahan. Dengan jenis jahitan zigzag, niscaya kita bisa
membuat semacam bordiran di atas kain dengan mesin jahit.
9. overcasting foot
Berfungsi untuk membuat jahitan semi obras. Plat tipis yang
ada di bagian sepatu ini membatasi tepi kain.
10. quilting foot
Sepatu quilting, untuk menjahit tindas lurus. Tapak sebelahnya
yang lebih pendek berfungsi sebagai penanda kapan jarum harus berhenti sehingga
jahitan tidak lurus ke sambungan kain horizontal.
11. Hemmer/ roll hem foot
Biasa disebut juga sepatu neci, berfungsi membuat jahitan
dengan tekukan (kelim) sekecil mungkin. Ada yang bagian bawah sepatu kelim ini membentuk ceruk memanjang, ada yang tidak
memiliki ceruk memanjang.
12. Teflon Foot
Sepatu Teflon fungsnya seperti satin foot, digunakan untuk menjahit
di bahan yang licin seperti kanvas/linen laminating, vinil, siffon, satin, juga
bahan kaos.
Sepatu untuk memasang kancing. Bentuknya yang menekuk di
bagian depan berfungsi untuk memegang kancing
14. blind Hem foot
Sepatu kelim/som. Berfungsi untuk membuat jahitan kelim/som
di bagian bawah celana, atau rok. Sehingga dari luar tampak hanya titik benang.
Saat menggunakan sepatu ini atur jenis jahitan di mesin jahit yang sesuai untuk
membuat kelim. Sepatu ini tidak bisa digunakan di mesin jahit konvensional
(mesin jahit hitam). Bagaian ulir di sebelah kanan bisa diputar untuk
menyesuaikan jarak kelim yang diinginkan.
15. ¼” Patchwork foot
Disebut juga sepatu seperempat. Fungsinya nyaris sama dengan
sepatu quilting. Kelebihannya ada di plat tipis di sebelah kanan yang berfungsi
untuk membuka jahitan antar bahan, sehingga jarak jahitan dengan sambungan bisa
tetap lurus.
Tunggu tulisan berikutnya ya.... InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar