Translate

Jumat, 15 April 2016

Tentang Sepatu Mesin Jahit Bagian I

Jenis-jenis  Sepatu Mesin Jahit


Sepatu mesin jahit memegang peranan penting dalam sebuah proses penjahitan sebagai alat untuk membantu menyelesaikan jahitan sesuai yang kita inginkan. Ada banyak jenis sepatu jahit yang beredar di pasaran. Harganya juga bervariasi tergantung tingkat orisinalitas bawaan dari merk mesin jahit sampai yang tanpa merk dan kompatibel untuk digunakan di semua merk mesin jahit.
Sebelum membeli sepatu mesin jahit, yang pertama kali perlu diperhatikan adalah peruntukannya. Untuk mesin jahit besar (highspeed) atau mesin jahit kecil (portable maupun konvensional).  Yang perlu diperhatikan untuk kedua kalinya adalah jenis bobbinnya, di atas atau di bawah. Beberapa jenis sepatu kompatibel untuk bobbing atas ataupun bobbin bawah. Namun pada sepatu-sepatu tertentu yang asli bawaan dari merk mesin jahit (misal Janome) sepatu untuk bobbin bawah dan atas berbeda.
Berikut beberapa jenis sepatu yang biasa kita gunakan:

1. All Purpose/ Zigzag foot/Sepatu serba guna
Sepatu serba guna ini adalah sepatu yang paling banyak kita gunakan. Dengan tapak yg lebar, dia berfungsi untuk ‘memegang/menekan’ bahan. Ruang agak lebar di bagian jarum turun memungkinkan kita menyesuaikan dengan jenis jahitan yang kita inginkan, selain jahitan lurus. Tentu saja disesuaikan dengan tipe mesin jahit kita.  Misal Zigzag, bentuk dahan, semi feston, atau jenis lainnya. Tapi fungsi ini tentu tidak berlaku pada mesin jahit hitam/konvensional yang tidak memiliki fitur zigzag dan sebagainya.









2. Zipper foot/ sepatu ritsleting
Sepatu ini menempati posisi kedua tersering yang kita gunakan. Ada beberapa bentuk sepatu ritsleting yang beredar di pasaran. Sepatu ritsleting sering juga disebut sepatu sebelah, (gb.1) karena ada yang didesain hanya dengan tapak sebelah saja. Satu tapak kecil yang ada untuk menapak pada bahan, sementara sisi satunya tak bertapak difungsikan untuk sedekat mungkin mendekati gigi ritsleing. Kekurangan sepatu ristleting jenis ini adalah kita hanya bisa menjahit dari satu sisi. Tapi ada juga yang didesain untuk dua sisi. Bisa dipindah dengan cara menggeser besinya,(gb. 4 &5) bisa juga dengan memindahkan posisi pemegang sepatu ke kanan atau kekiri (gb. 3)

3. Satin Stitch Foot
Disebut juga sepatu dekoratif karena selain untuk memudahkan ‘berjalan’ di  bahan satin yang licin (tau bahan lain sejenis misal siffon, vinil, kanvas/linen laminating) sepatu ini juga memudahkan kita untuk membuat jahitan-jahitan dekoratif (besifat hiasan). Ini dikarenakan bahannya yang dari plastic, sehingga tembus pandang. Yang membuatnya mudah berjalan di atas bahan licin semacam satin, bahan laminating, vinil, atau suede adalah plat di bawahnya.








4. roller foot.
Fungsinya nyaris sama dengan Satin foot, memudahkan menjahit di bahan2 licin seperti satin, suede, bahan laminating, siffon, kulit sintetis, juga yang melar seperti kaos. Ini dikarenakan roda di bagian bawahnya.















5. piping foot.
Sepatu pipa, untuk mempermudah kita menjahit bagian bisban berpipa seperti tepi tas, atau tepi sarung bantal kursi. Bagian bawahnya memiliki dua cekungan memudahkan kita memilih mau menjahit dari sebelah mana. Yang perlu diperhatikan adalah diameter pipa plastic yang kita gunakan, sudah pas kah dengan ukuran standart piping foot.


6. Button hole foot
Adalah sepatu untuk membuat lubang kancing. Biasanya sepatu ini sudah bawaan dari mesin jahitnya. Ada bagian di belakang untuk memegang kancing sehingga lebar lubangnya otomatis akan menyesuaikan. Untuk membuat lubang kancing ini kita menggunakan jenis jahitan zigzag sesuai dengan fitur yang ada di mesin jahitnya. Pada mesin jahit tipe tertentu, ada satu bagian pemegang sepatu lubang kancing ini. Pada tipe lainnya tidak ada. Ada mesin jahit yang memiliki fitur 1 langkah pengerjaan lubang kancing, ada yang 2 langkah.


7. walking foot
Biasa disebut juga sepatu quilting karena berfungsi untuk menjahit qulting (tindas) lurus dengan batting dakron, busa,atau semacamnya. Semacam capit di sepatu ini untuk memegang sekrup di bagian dudukan sepatu sementara per di dalam bagian sepatu membuat dia bisa’melompat-lompat’ saat menjahit. Hal ini untuk menghindari bahan menjadi berkerut sebab adanya ‘batting’ (lapisan pengisi/interlining) diantara outer dan inner.

8. Darning/Embroidery Foot
Biasa disebut juga sepatu free style quilting. Hampir sama dengan walking foot, hanya dia mensyaratkan feed dog (pengatur jalan gigi) diturunkan, sehingga jalannya bahan bisa disesuaikan dengan selera kita, tidak diatur lurus oleh gigi. Besi semacam tangan di sepatu ini kita tempatkan di atas sekrup dudukan jarum sebagai penahan dia. Disebut juga embroidery foot karena dengan turunnya feed dog, dan area jarum yang berbentuk lingkaran, kita bisa bebas menggerakkan bahan. Dengan jenis jahitan zigzag, niscaya kita bisa membuat semacam bordiran di atas kain dengan mesin jahit.

9. overcasting foot
Berfungsi untuk membuat jahitan semi obras. Plat tipis yang ada di bagian sepatu ini membatasi tepi kain.


10. quilting foot
Sepatu quilting, untuk menjahit tindas lurus. Tapak sebelahnya yang lebih pendek berfungsi sebagai penanda kapan jarum harus berhenti sehingga jahitan tidak lurus ke sambungan kain horizontal.

11. Hemmer/ roll hem foot
Biasa disebut juga sepatu neci, berfungsi membuat jahitan dengan tekukan (kelim) sekecil mungkin. Ada yang bagian bawah sepatu kelim ini  membentuk ceruk memanjang, ada yang tidak memiliki ceruk memanjang.

12. Teflon Foot
Sepatu Teflon fungsnya  seperti satin foot, digunakan untuk menjahit di bahan yang licin seperti kanvas/linen laminating, vinil, siffon, satin, juga bahan kaos.



13. Buttong sewing foot
Sepatu untuk memasang kancing. Bentuknya yang menekuk di bagian depan berfungsi untuk memegang kancing

14. blind Hem foot
Sepatu kelim/som. Berfungsi untuk membuat jahitan kelim/som di bagian bawah celana, atau rok. Sehingga dari luar tampak hanya titik benang. Saat menggunakan sepatu ini atur jenis jahitan di mesin jahit yang sesuai untuk membuat kelim. Sepatu ini tidak bisa digunakan di mesin jahit konvensional (mesin jahit hitam). Bagaian ulir di sebelah kanan bisa diputar untuk menyesuaikan jarak kelim yang diinginkan.


15. ¼” Patchwork foot


Disebut juga sepatu seperempat. Fungsinya nyaris sama dengan sepatu quilting. Kelebihannya ada di plat tipis di sebelah kanan yang berfungsi untuk membuka jahitan antar bahan, sehingga jarak jahitan dengan sambungan bisa tetap lurus.

Dan apakah sepatu gathering ini? tunggu bagian selanjutnya ya...:D
Lalu, apakah high shank n low shank itu?
Tunggu tulisan berikutnya ya.... InsyaAllah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar