Translate

Senin, 12 Oktober 2015

Behind the Scene Olshop (Dos n Donts sebagai seller dan buyer online)

Sabtu lalu (10/10/’15), aku menimba ilmu di seminar keren dengan key speaker oke begete, Pak Laksita Utama Suhud seorang pakar marketing yang sekarang menjabat CEO Balai Kartini. Salah satu sharing pengalaman beliau yang membuat peserta ger-geran adalah perilaku pembeli buku beliau 10 Greatest Advertising Secrets yang aneh-aneh. Lucu sekaligus mengenaskan menggemaskan. Beberapa sudah kualami sendiri, misal pembeli yang tak sabar, tanyaaa terus soal pengiriman begitu sudah selesai transfer. Salahkah? Tidak tentu saja. Dengan semakin ‘seksi’nya transaksi online, wajar jika beberapa orang memanfaatkan kesempatan dengan berlaku curang, tipu-tipu. Tapi ya tetap saja ada batasan-batasan yang sebaiknya diindahkan oleh pembeli online. Sebaliknya, penjual pun harusnya memiliki attitude yang baik kepada pembeli. Pakai istilah Jawa, harus ‘open’ yang term paling tepat dalam bahasa Inggris adalah care.
Di bawah ini beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh pembeli dan penjual online demi kenyamanan bersama.

1. Point pertama yang harus diingat, meskipun pembeli adalah raja, tapi Anda (pembeli) bukanlah satu-satunya raja. Jadi kalau penjual agak slow respon, maklumi saja. Mungkin dia sedang krisis karyawan. Sementara sebagai ibu (misal), dia juga harus membagi waktu dan tenaga dengan kegiatan lainnya. Hal ini biasanya terjadi di online shop bahan craft dimana system kerjanya belum tersusun secara otomatis seperti di market place atau web yang secara serius dikelola dengan beberapa tenaga IT dan admin.

2.   Hubungannya dengan point pertama, permudahlah diri Anda sendiri sebagai pembeli dengan memberi spesifikasi jelas item apa saja yang dimaui. Jangan membuat single chat (atau di jaman milist masih happening dulu dikenal dengan istilah one line comment). Misal ‘hallo mbak, mau pesan ring ukuran 4’. Lebih baik langsung jelaskan secara spesifik,’ Hallo Mbak, pesan ring ukuran 4, nikel, 1 lusin.’ Lebih bagus lagi kalau langsung diberi kodenya atau fotonya.

Lha kalau belum paham jenisnya ada apa aja bagaimana? Ya, cari tahu dong.. Penjual yang baik biasanya memberi informasi tentang barang yang dia jual. Bahan, ukuran, harga, dsb. Kecuali dia sedang ‘khilaf’, terlalu rempong karena masih single fighter sehingga belum sempat memberi keterangan di foto, atau barang tsb sengaja tidak diberi harga dengan alasan nggak ingin ‘dicontek’ pesaingnya.

 Jadilah pembeli yang cerdas. Karena dengan mencari informasi artinya Anda juga mengupgrade diri. Dengan menuliskan secara spesifik item apa aja yang kita maui, juga akan menghemat waktu Anda berbelanja. Karena meski kelihatan sedang online, bisa jadi penjual sedang melakukan hal lain atau melayani orang lain sehingga nggak bisa langsung membalas chat tersebut.

3.  Hubungannya dengan nomor dan 2, sebagai penjual, sebaiknya Andapun segera kembali ke jalan yang benar. Manusia sesungguhnya bukan makhluk multitasking yang bisa mengerjakan semua hal dalam waktu bersamaan. Adalah hak pembeli untuk mendapat pelayanan yang cepat dan memuaskan. Doakan Emak Ayaran segera dapat asisten yang oke begete lagi ya… Biar point ini nggak sekedar teori. Hiks!--> yang punya info teman/saudara nyari kerjaan, domisili sekitar Depok, Beji, boleh dong inbox aku. J

4. Point selanjutnya tentang transfer dana. Usahakan menyertakan bukti transfer. Karena yang transfer bukan Anda seorang. Bisa jadi ada pembeli lain yang transfer dengan nominal sama di bank yang sama. Kalau belum sempat mengirim bukti tt, setidaknya beri tahu transfer via bank mana atas nama siapa. Jangan hanya,’Sudah transfer Mbak.’ Kecuali, si penjual sudah mengecek akun banknya dan tidak meminta bukti lagi.

5. Sesudah transfer, tunggulah. Karena penjual butuh waktu untuk menyiapkan item-item yang dipesan. Apalagi kalau printilannya kecil2 banyak seperti di bahan craft. Biasanya penjual membutuhkan waktu 1-2 untuk menyiapkan orderan hingga siap kirim ke ekspedisi. Kecuali dia sedang nggak banyak orderan, bisa lebih cepet. Atau asistennya banyak dan sigap2. Atau justru bisa juga sedang kehabisan stock sehingga harus nunggu barang datang dari supplier. Yang seperti ini, sebaiknya dikomunikasikan oleh penjual ke pembeli sehingga keduanya nyaman.

6.  Kalau sudah diberi no resi, jadilah pembeli yang sabar dengan tidak menanyakan kenapa barang belum sampai. Apalagi kalau batas waktunya masih masuk akal. Misal, paket regular yang waktu pengiriman dari ekspedisinya 2-3 hari. Jangan lah pada hari kedua setelah diberi resi kita sudah tanya kenapa barang belum sampai. Pakai membandingkan dengan pembelian di olshop lain pada waktu yang sama pula. Hellooow, agen yang dipakai olshop itu kan nggak sama dengan agen yang kita pakai Bu.. lagian, kan masih masuk range waktu. Sabarlah… kalau mau cepet, ambillah paket yang bisa menggaransi sehari nyampai atau gojek, atau samperin langsung toko si penjual.

Aku sendiri sebagai pembeli biasanya memberi waktu satu minggu sesudah  transfer. Dengan perhitungan memberi waktu si penjual untuk menyiapkan dan waktu di ekspedisinya. Kalau lebih dari itu, baru aku tanya ke penjual. Meski sebenarnya kalau bisa pengin segera melihat dan memegang serta mengeksekusi barang pesananku tadi. Meski kenyataannya setwlah dielus-elus lebih sering digeletakkan dulu entah sampai kapan. :p
Atau jika diberi resi, aku bisa mengecek sendiri status barangku dimana. Kalau ada masalah, misal barang nyasar kemanaa gitu, baru minta tolong penjual untuk menanyakan ke pihak ekspedisi.

7.  Tentang alamat pengiriman, sebaiknya cantumkan secara lengkap di orderan sebelum direkap sehingga saat merekap penjual bisa memperkirakan dengan tepat ongkos kirimnya. Meliputi nama, RT/RW, kelurahan, kecamatan, kota/ kabupaten, dan yang terpenting kode posàini memudahkan mengecek ongkir via pos. Terpenting kedua nomor hape. Pihak ekspedisi selalu menanyakan nomor hape penerima. Sehingga saat delivery, jika ada kasus tertentu, ada nomor telpon yang bisa dihubungi.

8.  Tentang ongkos kirim, di point keenam kutulis ‘memperkirakan dengan tepat ongkos kirimnya’, ini tentu ada alasannya. Untuk produk-produk apparel yang terukur size termasuk berapa gramnya, sangat mudah untuk menentukan akan masuk berapa kg si paket. Tapi untuk barang-barang craft yang jenis dan kombinasinya dalam satu paket bisa bermacam-macam, jadi tidak sesederhana produk apparel.

Misal, untuk busa ati, dakron pres, bisa diperkirakanlah, untuk 3 m, akan memakan ongkos kirim sebesar 2 kg. Karena meskipun beratnya di bawah 1 kg, tapi dia makan volume setara 2 kg. Faktor petugas dan agen ekspedisi pun mempengaruhi ongkos kirim. Berdasarkan bisik-bisik di group penjual online dan pengalaman emak Ayaran, ada ekspedisi tertentu yang murah harganya tapi pelayanan perlu dipertanyakan. Ada yang ekspedisi sama tapi antar petugasnya kadang nggak standar. Ada pula yang agak mahal tapi lumayan bagus pelayanan. Beberapa kali kualami dari Depok kukirim malam, sampai di penerima di Bandung besok siangnya meski tak masuk yang paket sehari sampai. Tapi ada pula yang ke Bekasi, 2 hari sampai sesuai paket yang diambil.

Nah, untuk ongkos kirim yang agak sensi seperti ini, sebaiknya dikomunikasikan berdua. Harusnya ada kesepakatan, jika pembeli lebih ongkirnya bagaimana, jika kurang ya bagaimana. Selama ini Ayaran menawarkan opsi di refund, atau dideposit ke pelanggan. Atau, jika pelanggan yang kurang ongkos kirimnya, mereka dengan senang hati pun akan menambahkan. Kadang langsung, kadang pula nunggu orderan berikutnya. Suka-suka aja. Pokoknya damai keduanya. J

 9. Nah, setelah dikirim, ada baiknya penjual memberitahukan nomor resi pengiriman. Biar hati pembeli tenang lalu bisa menunggu paket datang dengan melakukan hal lain. Tidak kepo apakah barang jadi/sudah dikirim atau belum.
Pun, penjual akan saaangat menghargai jika pembeli mau memberi konfirmasi apakah barang sudah diterima atau belum. Hati ikutan ayem, tenang kalau si barang sudah diterima dengan selamat di tangan yang tepat. Karena mengirimkan paket dengan menitipkan ke ekspedisi seperti menitipkan anak-anaknya untuk diasuh orang lain yang lebih tepat, kepada tukang ojek. :P (hanya perumpamaan lho ya..)

10.  Hubungannya dengan tukang ojek, adanya ojek aplikasi dalam hal ini Gojek--yang biasa emak Ayaran pakai-- tentu mempermudah penjual dan pembeli. Proses pengiriman jadi lebih mudah dan cepat. Plus murah untuk barang-barang dengan volume besar atau berat banyak. Karena bisa bebas dari ‘screening’ dua hal tersebut. Dengan ongkir tetap, selagi kira2 besar dan beratnya masih masuk akal dan jarak memenuhi, ya tancap aja dengan nominal cukup 10 ribu (tarif saat ini yaa..).
Yang patut diperhatikan jika mengirim pakai gojek adalah,
a.       Pastikan sudah janjian terlebih dahulu antara pengirim dan penerima, kira2 jam berapa barang akan dikirim. Jadi tidak terjadi missed sehingga akan ada orang/penerima di alamat yang dituju.
b.      Pastikan nomor hape yang diberikan aktif dan diangkat saat ditelpon driver gojek. Mungkin dia minta arah-arahan menuju alamat tersebut.
c.       Jangan ragu-ragu untuk memberi tips, apalagi jika barang tersebut ‘menyiksa’ driver dengan beratnya yang lebih dari 3 kg atau volumenya yang buesar, atau jarak tempuh yang nyaris di luar radius yg disyaratkan.


11.  Tentang komplain. Saat barang diterima, mungkin akan terjadi beberapa kepuasan atau ketidakpuasan. Pembeli tentu berhak untuk complain selama barang yang dikirim memang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan dibayar. Atau beberapa cacat yang fatal sehingga tidak bisa dipakai.

Eng… jujur, case yang ini sangat sensitive karena standart kepuasan setiap orang beda. Aku sendiri sebagai pribadi, kadang, lebih memilih tidak complain selama kerusakan/cacat itu bisa kuterima. Apalagi jika harganya murah (di bawah 20 ribu). Tapi untuk barang-barang yang mahal, misal rotary cutter, aku akan complain. Complain juga akan kulakukan jika aku peduli pada si penjual--meski barang yg kubeli harganya murah. biasanya karena sudah kenal baik. Demi perbaikan dan kebaikan dia, syukur-syukur dapat reward, misal diskon atau barang boleh ditukar. Hehehe..

Sebagai penjual, aku pun tak luput dari beberapa kali complain. Jujur, reaksi pertama adalah, waduh, rugi nih gue. Udah dapatnya seperti itu dari supplier, nggak diterima pula sama buyer. Tapi gimana lagi, daripada si buyer nggak menyampaikan uneg-unegnya ke kita lalu malah rasan-rasan dengan pembeli yang lain, lebih gawat.
Happy customer is a great marketer. But, angry customer is more dangerous than angry birds. Hehe..
Alhamdulillah, selama ini customer Ayaran baik-baik. Jadi kalau ada yang perlu dikomplain ya disampaikan langsung ke aku. Sedangkan kalau puas, silakan colek-colek di medsos jika ada yang membutuhkan barang yang sekiranya ada di Ayaran yaa... ^*^

12.  Point barang salah kirim/tertukar/ katutan. Alhamdulillah Ayaran belum (amit-amit jangan sampai deh) salah kirim. Tertukar pernah, itu karena si mbak Admin yang  baru salah merekap dan customer (yang masih newbie juga di ranah craft) belum ngeh perbedaan barang yang disebutkan di rekapan. Baru nyadar setelah barang diterima. Inilah kenapa memeriksa kembali rekapan itu perlu. Sedangkan kasus katutan (ada barang yang dengan seenaknya masuk di paket padahal nggak masuk nota), pernah juga dialami Ayaran karena si Mbak Asisten yang baru tadi kurang aware. Alhamdulillah, si mbak penerima orangnya baikkk banget. Jadi emak Ayaran dikasih tahu, lalu mau repot2 mempacking cantik dan mengirim balik si ‘penyelundup’ itu. Ongkir, tentu Emak Ayaran gantiin dong…

Trus apalagi ya… Sekian itu dulu deh.
Bonus,..aku bisikin nih.. Emak Ayaran biasanya ngirim ke ekspedisi malam. Jadi, yang sudah dapat ‘surat cinta’ lalu transfer sebelum jam 2 siang bisa langsung disiapkan untuk ikut pengiriman hari itu juga. Dengan syarat dan ketentuan berlaku ya.. misal barangnya ready dan gampang packingnya. Dakron pres termasuk special penanganan karena jika stock potongan habis dia harus dijembreng dulu sepanjang ruang tamu dan ruang makan, baru diukur, digarisi, dan dipotong. Tak seperti kain yang bisa dipotong sesuai seratnya, dakron yang lembut harus diperlakukan dengan lembut pula. :P Pas packing pun ada trik khusus biar bisa mampat, ngirit ongkir. Paling enak dan cepet nyiapin lalu packing adalah  ritsleting dan webbing.

Demikian curhat emak Ayaran. Maaf, jika ada kata-kata yang mungkin melukai hati. Silakan ambil jika bermanfaat, buang saja kalau dianggap bulshit belaka. :)

Tanah Baru, sehari menjelang ulang tahunku. :D 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar