Sebenarnya sudah lama sekali aku ingin membuat tas model ini. Tapi seperti tas Sejuta Umat yang juga bergaya feminim, aku yang lebih suka gaya sporty harus nunggu mood dulu. Sayangnya, eh serunya, customer kadang berhasil 'memaksa' kita menembus dinding mood itu. Kalau diibaratkan mungkin seperti editor buku yang ngejar2 naskah segera diselesaikan tak peduli si mood lagi ngumpet entah kemana--edisi curcol penulis. Hehehe..
Maka, pada suatu malam yang penuh berkah (semoga), aku meminang kit tas yang lebih dikenal sebagai Wings bag ini dari salah seorang senior di dunia per-tas-an handmade. Dan ketika jadi, kuberilah nama wings bag ini tas Shanti sesuai nama si Mbak.
Model tas ini dengan beberapa derivasinya sebenarnya sudah kupunya buku nya untuk dicontek.Juga ada tas milik kakak ku yang kuculik saat pulang Pati. Rencananya kubongkar lalu ku bikin pola dengan beberapa perubahan sesuai selera. Tapi akhirnya si kit yang berhasil kueksekusi.
Jadi, ada beberapa jalan untuk membuat tas.
1. Mendesain dan pecah pola sendiri. Cara ini yang kurasa paling pas n membuatku puas. Sampai saat ini tas2 Ayaran 80% hasil rekaan sendiri.
2. Nyontek model n pola dari buku.
3. Memutilasi tas jadi utk kemudian dicontoh sesuai potongannya.
4. Beli kit yang sudah lengkap bahan dan aksesoris serta tutorialnya.
Kembali ke tas Shanti, tanpa melihat tutorial aku langsung menjahitnya, setelah malam sebelumnya kuolesi coating anti air anti kotor. Hasilnya, ada beberapa perbedaan yg terjadi begitu saja, misal lipitan di bagian body depan yang mengarah ke luar, pemakaian kunci sodok, handle kulit sintetis --yang ini memang sudah diniati dari awal--dan proses penyambungan body dalam dengan gusset dengan sistem balik. Bukan pakai bisban.
Hasilnya, puasss.... Meski harus lebih dicoba lagi pemakaian coatingnya supaya benar2 mengamankan si tas dari kotoran.
Meski begitu, ada beberapa insiden juga saat pembuatan tas ini. Aku yg lebih suka aksesoris bakar/poles awalnya memaksakan seleraku itu. Tapi ternyata si bahan nggak 'kawin' sama si magnet snap dan kunci sodoknya. Terpaksa kudedel lah. Untungnya hasil dedelan nggak terlihat kentara di jahitan.
Dan, tas Shanti dengan pola original ternyata juga nggak imbang dengan peletakan handle panjang. Maka kuoperasilah si pegangan handle. Dan tanpa ribet menjahit, kumanfaatkan jamur centang untuk merekatkan pegangan handle dan body kanvasnya. Hasilnya selain fungsional juga menambah nilai estetika.
Yang sekarang sedang proses adalah pemotongan bahan untuk kits dan workshop rutin di bengkel Ayaran. Mau coba bikin tas Shanti? Colek2 saja ya.. :)
2015.05.23 - 11:13