Translate

Selasa, 27 Juni 2017

Buku, Tutorial, dan Media Sosial


Tahun 2008, ketika stagnan menulis novel, plus buku kehamilan duetku dengan seorang sahabat masih jalan di tempat, aku selingkuh dengan craft. Terutama jahit menjahit yang sebenarnya pernah kuakrabi masa SD dulu. Meski tomboy, aku juga memiliki boneka lho... Dua biji. Satu boneka anjing, dan satu boneka (semacam) Barbie sedang mandi. Si Barbie ini bahannya karet, tidak sekaku Barbie sekarang. Tapi posisinya kaku, duduk dengan tangan ke atas tengah keramas. Aku tak tahu bapak atau ibuku dapat darimana kedua boneka itu. Yang pasti, mereka tidak mampu untuk membelikan anaknya mainan. Dan yang jelas, si Barbie yang sedang keramas tentu saja tak mengenakan busana. 

Maka memanfaatkan gombal dan karet gelang, kubikinlah pakaian kemben buat dia pakai. Sedikit lebih canggih dari sekedar kemben, aku pernah mencoba membuatkannya baju. Hasilnya, yaaa.. gitu deh.. namanya juga anak SD yang iseng pegang apapun. Tahun 80-an awal gitu lho.. semua masih terasa menyenangkan tanpa teralihkan oleh tivi, gadget, dan teknologi.

Kembali mengakrabi jahit menjahit 2008, aku seperti ketemu mantan yang ngilang. Sueneng tak terkira. Buku craft pertama yang kubeli dan kupraktekkan adalah buku tentang bikin mainan dari flannel. Boneka jari, dsb. Tapi semuanya masih dua dimensi. Maka hingga dini hari aku sering berasyik masyuk mencoba membuat kreasi flanel bentuk hewan atau buah 3 dimensi, Waktu itu, koneksi internet, belum semurah sekarang. Medsos pun masih belum booming. Jadi untuk mendapatkan tutorial, masih agak-agak susah.



Move on dari flannel yang kurang menantang, plus aku sudah memiliki mesin jahit pertama, Janome LR1122, buku yang kumiliki selanjutnya Bag Boutique oleh Amy Barickman versi Indonesia. Sayangnya, penerjemahan buku oleh lini dari sebuah penerbit major ini kurang bagus. Editor dan penerjemahnya sepertinya tidak memahami dunia craft/jahit. Jadi pembaca pemula sepertiku pun kesulitan untuk memahami maksud dan istilah yang ada di buku itu. Tapi setidaknya, dari buku itulah aku mengenal istilah tas bentuk Hobo. Hehe.
foto pinjam dari https://www.facebook.com/Mutiara.Aleesha

Buku selanjutnya, kelas intermediate-advance, yang berhasil membuatku sebagai pemula kelabakan. Kali ini aku memutuskan beli buku asli bahasa penulisnya. Purses, Bags, & Totes oleh Moya’s workshop. Hampir bersamaan, tetanggaku membongkar koleksi bukunya. Buku2 terbitan Jepang jaman jadul yang diterjemahkan oleh Elexmedia sempat aku fotocopy –sudah gak terbit lagi bo’... Bentuknya imut, polanya sederhana, tapi cukup mudah dipahami sebagai dasar. Interaksi selanjutnya dengan tutorial bag making lebih banyak ngintip di web2yang share tutorial free, lalu kukembangkan sendiri. Pinterest bisa dikatakan salah satu lautan inspirasi bagai crafter macam aku.

foto pinjam dari http://mysew.blogspot.co.id/

Hingga, kemudian aku kenal yang namanya buku bag making Taiwan, dan majalah Cotton Life. Jika dulu aku hobi mengoleksi novel, buku pengembangan diri, dll, sekarang mengoleksinya buku2 craft. Hehe.. Beli pertama, PO di sebuah olshop 2,5 bulan bo’.. Selanjutnya malah kenal salah seorang supplier buku2 craft Taiwan yang super duper sabar dan ramah, mbak Bekti dan mas Amrih.
Biasanya, pola dari buku2 tersebut hampir tidak pernah aku jiplak langsung. Karena aku lebih suka mendesain dan membuat pola sendiri. Bisa lebih mudah aku pahami alurnya daripada harus memahami alur pikiran orang lain. 

Model2 nya biasanya aku ATM. Amati, tiru, modifikasi. Biar ada karakter kita masuk disana. Tapi, kadang, perubahan sedikit yang aku lakukan bisa berhasil, bisa juga kurang maksimal. Di tas Tweeny, misalnya (lihat buku Tas Handmade dari A ke Z). Seingatku aku ATM dari salah satu buku Taiwan itu. Ingin kubikin beda, lebih manis dengan renda dll. Tapi ternyata pemilihan bahan ring (poles dan tebal) dan penggunaan rivet justru membuatnya sedikit gahar. :p


Jadi begitulah, sekelumit perjalananku hingga berhasil menerbitkan buku tutorial tas sendiri plus penjelasan tentang alat, bahan, dsb dengan judul Tas Handmade dari A ke Z. Lalu menjadi salah satu contributor di majalah craft Taiwan, Cotton Life, edisi 25. Alhamdulillah.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar