Translate

Jumat, 24 Desember 2021

Tas Tote Sulam, Bahan Serat Nanas dan Goni Laminasi

 




 Sabtu pekan lalu, atas nama DeCW (Depok Creative Women) kami bekerja sama dengan Universitas Trisakti dalam rangka pembuatan tas dari kain yang berasal serat nanas. Pembuatan tas itu merupakan tindak lanjut dari pihak Trisakti dalam rangka Project Penelitian mereka. Selain pembuatan tas, selama 3 hari, Jumat, Sabtu, dan Minggu juga diakan webinar tentang Reused dan Recycled. 

Dalam proses pembuatan tas tersebut, aku dibantu oleh teman-teman dari komunitas RCK. 4 orang bersedia datang dan kami have fun menjadikan kain ukuran 60x100cm itu 2 buah tas. Tas pertama model Jeany yang merupakan tema Challenge RCK yang pertama. Tas kedua tote biasa dengan recessed zipper dan sedikit campuran bahan goni laminasi. Namun karena kurang puas dengan hasilnya, aku minta tas ditinggal dan akan kuperbaiki. Maklum, persiapan yang mendadak, dan kebetulan temanku yang datang keempat-empatnya belum memiliki jam terbang tinggi dalam pembuatan tas. Jadi kurang maksimal hasilnya.


Mbak Arnes, ketua project hari Senin sudah menanyakan kapan tas bisa dikirimkan. Aku bilang mau kusulam terlebih dahulu. Tapi jika buru-buru, mungkin niatku itu kuurungkan. kuganti saja bahan pelapisnya biar kelihatan lebih kokoh. Namun ternyata mood berpihak kepadaku. Usai maghrib, tas yang sudah aku dedel lagi sebua bagiannya itu aku sket. Untungnya aku masih menyimpan salah satu desain hasil isengku di Canva. 

Aku sket ulang, lalu mulailah persiapan menyulam. Belum terpikir mau kujadikan tas model gimana. Alhamdulillah selesai sulaman, ide mengalir lancar. Juga kutemukan handle kulit sapi dengan warna senada. Rits yang semula coil kuganti vislon agar lebih elegan. Rivet yang kupakai untuk menyatukan handle ke tas, aku pilih warna black nickel sehingga sesuai dengan warna slider zippernya.



Bahan pelapis, tentu menjadi perhatianku yang utama setelah sulaman. Akhirnya kupilih non women interlining (t102) yang sudah kuketahui karakternya. Staplek, ternyata rentan terbuka, terlepas lemnya saat proses pembuatan. Sempat terpikir menggunakan dakron pres yang kaku, tapi ragu2 karena kain bahan serat nanas fragile. Bahkan dalam proses penyulaman aku harus berhati-hati menariknya agar antar serat tidak longgar. Video proses sulamnya bisa lihat


disini.

Alhamdulillah, Rabu pagi tas sudah bisa dijemput gosend untuk diantar ke Ciledug. Dan penerima puas dengan hasilnya. Menurutmu bagaimana? Bagus tidak sulaman dan tas tote kain serat nanas mixed goni laminasinya? 😉

Tidak ada komentar:

Posting Komentar