Pasti sudah akrab dong dengan aksesoris tas yang ini? Yap,
fungsi utama keling (rivet) adalah untuk menyambung dua bahan--bisa yang sama
jenisnya ataupun beda—selain juga untuk menambah nilai estetika. Ada banyak
sekali jenis rivet/keling ini. Juga sejarahnya. Namun yang akan kita bahas
sekarang lebih spesifik ke keling yang biasa kita pakai sehari-hari di ranah
tas handmade. Seperti halnya aksesoris lain seperti ring atau kunci sodok, rivet juga ada yang berwarna
poles/bakar, emas, atau nikel.
Sedangkan berdasarkan jenis cap (tutupnya), ada 3 yang biasa kita pakai. Jenis pertama yang
tanpa cap. Jadi dia bolong. Cap kedua
datar, biasa disebut keling. Dan cap
yang ketiga cembung seperti jamur sehingga biasa disebut centang jamur.
Beberapa jenis cap itu dikombinasikan sehingga bisa menjadi
centang jamur, centang keling, double keling, keling jamur. Penggunaannya,
disesuaikan dengan posisi dan kombinasi. Misal, untuk sisi belakang berada di
bagian dalam tas (tertutupi oleh inner), maka dia aman saja jika dipasangi yang
tanpa cap (cap bolong). Tapi jika dia dirancang untuk kelihatan, sebaiknya
pakai yang bagian belakangnya cap keling. Cap jamur
biasanya diletakkan di bagian depan untuk menambah nilai estetika tas. Sesuaikan
saja dengan handlenya—jika handlenya beli yang sudah siap pakai dan menggunakan
rivet.
Tentang ukuran, kode menunjukan panjang kaki dan diameternya.
Misal kode 810, artinya panjang kaki si keling 8 mm dengan diameter cap 10 mm.
Alat penggetok memiliki kode disesuaikan dengan rivetnya. Ukuran yang tertera
di penggetok bisa digunakan untuk rivet yang lebih kecil. Tapi tidak bisa
digunakan untuk yang lebih besar. Begitu pula dengan alas.
Just sharing, welcome banget kalau ada yang mau menambahkan.:)