Sekitar jam setengah sebelas siang aku menjejakkan
kaki di bandara Juanda Sidoarjo. Setelah dua setengah jam sebelumnya suamiku
tercinta dan dua krucils kami melepasku di bandara Soetta Tangerang. Andai si
sulung Ais tak ada les piano, paling dia akan nginthil juga. Maklum, kemana-mana kami biasa berlima. Kecuali
untuk moment spesial siang itu, Sabtu 11 Mei 2013, di rumah makan Rumadi Gayung
Sari. Aku harus pergi sendiri, membawa sebongkah besar rindu dan segunung asa
bertemu teman seperjuanganku. Ya, masa STM bagi kami bukanlah satu titik di
milestone kehidupan kami yg tanpa arti. Dia adalah rentang usia luar biasa,
yang ikut membentuk kami hari ini. Dan siang itu menjadi saksi, meski matahari
memanggang bumi, yang kami rasa hangat saja. Hangat oleh peluk cium dan sapa,
serta cerita tentang 20 tahun jeda yang memisahkan kami semua.
Sedikit keresahanku tentang transportasi terelai
manakala my bbf, best best friend, pinjam istilah dr anak baru gedeku, menawarkan
menjemput dan mengantar kemana aku mau. Love
u much, sweety Yessy. :-) Dan dia menepati janji. Dengan Mio dan gamis
strip hitam putih serta jaket bahan flanel, si cantik putih yang msh tampak
berusia 20-an itu menepi menanti di pintu keluar bandara.
Selain sering bertukar kabar via whatsapp maupun telp dan sms,
sebelumnya, dalam sebuah urusan di Jakarta, Mama Aira pernah menginap semalam
di rumah. Itu sekitar seminggu setelah kami bertemu di perjalanan ‘mbujangku’
ke Surabaya bulan November 2012. Pertemuan pertama kami setelah 8 tahun tak
bertemu semenjak aku resigned dr Pal
Desember 2004.
Sempat salah arah, akhirnya kami tiba di lokasi.
Sudah ada beberapa teman yg datang. Yulita, Emma, Woro, Yuli, Sri, Dian, Mbak
Winda, dan... Eng ing eng... Hesti! Yg terakhir ini, satu lagi bbf yang kurindu
sampai tak berani membayangkan dia datang saking khawatir menelan kekecewaan.
;p
Pesan menu, sholat dhuhur dulu, menyela cerita
yang kami bagi bersama. Lalu satu persatu teman yang lain datang. Susiana yang
sudah baik hati dan tidak sombong melayani kecerewetanku soal ticketing. Thanks dear…J
Dwi Yani dengan duet gokilnya Nunuk yang masih setia dengan hobi dan
berprestasi sebagai penyanyi, juragan asuransi yang dapat passive income 60
juta dan jalan-jalan ke Bangkok gratis mbak Eny Laili, Siwi mama Gangga yang
melarikan diri dari tamu-tamu di rumahnya demi bertemu kami, juga Anis Yuniati
yang seingatku kerja di travel agent.
Tak banyak yang datang dibanding pertemuan yang
pertama, hanya sekitar 16 orang. Tapi itu tak mengurangi keasyikannya. Apalagi
buatku yang terpisah sekitar 800 km jauhnya. Usai kenyang makan, maka sambil
leyeh-leyeh kami berbagi cerita. Beberapa masih setia pada PT Pal Indonesia
merdeka!, beberapa mengais rejeki di tempat lainnya, satu ngurus anak dan
main-main sama hobi—ini sih aku, hehehe—beberapa menjadi single parent, beberapa masih single, dan beberapa settled berkeluarga. Menyimak satu per satu cerita mereka, betapa aku
kembali harus mengakui, hanya Dia sehebat-hebatnya sutradara. Fase malam-siang
tangis-tawa tiap manusia begitu uniknya.
Ada perjumpaan ada perpisahan. Maka menjelang
sore, meski dengan berat hati, temu kangen ini harus kami akhiri. Cipika cipiki
lagi, foto-foto, selesai. Satu persatu kami meninggalkan pelataran Rumadi,
meneruskan agenda menjelang malam. Beberapa janjian hendak ke Tulungagung,
beberapa kembali ke keluarganya, dan aku… curhat lagiii!!! J
Kembali dibonceng bbf cantikku, kami dikuntit
Hesti menuju Royal Plasa. Menuju foodcourtnya, memesan menu es campur, kentang goreng
tertimbun parutan keju, tahu goreng, dan sushi, kami meneruskan perbincangan. Menu
yang lebih nikmat dan sehat bagi jiwa yang kami santap kemudian adalah tentang
keluarga dan romatikanya. Detail rasanya, rahasia untuk kami bertiga. Hahaha..
Andai tak harus segera ke bandara, paling kami
bisa semalaman di sana. Tapi jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Pesawat yang
akan mengantarku pulang take off jam 21.30. Maka meski berat hati kami harus
meninggalkan tempat yang menjadi saksi betapa seorang manusia, perempuan,
adalah makhluk yang butuh bercerita, butuh dicinta dan mencinta, serta butuh
didengar resahnya.
Melepas Hesti untuk kembali ke rumahnya yang
nyaman di dekat Kodam, aku dan Yessy kemudian meluncur ke Juanda. Seperti siang
tadi, kami mengambil rute Waru. Meski sempat salah ambil jalan dan bertemu
dengan banyak muda mudi pacaran di bawah jalan tol Waru, Alhamdulillah kami
sampai dengan selamat di bandara. Aku tahu, sebanyak apapun ucapan terimakasihku
tak kan cukup untuk membalas kerepotan
Yessy mengantar jemputku hari itu. Thank you
soooooo much, dear… May God bless you.
Pulang ke Depok yang tak sepanas Surabaya hatiku
penuh bunga. Meski mata mengantuk kurang tidur—saking excitednya seperti anak
kecil mau ke kebun binatang pertama kali—tapi isi kepalaku bergolak bagai
ombak. Ciee…lebay mode on ini mah. Hehehe..
Menghidupkan gadget begitu sudah sampai di gedung
bandara Soetta, sms dari bapake anak-anak masuk. Dia memintaku menunggu, sedang
dalam perjalanan menjemputku. Oh God,
thank You sooo much mengirimiku lelaki gentle ini sebagai suami, sahabat,
kekasihku. Alhamdulillah. Tak lama menunggu, ksatria bersweater abu-abu menunggang
Zafira hitam itu muncul di hadapan. Membawaku kembali ke pangkuan keluarga yang
menanti, pulang ke rumah yang hangat dan nyaman. Yang special kurasa adalah
kami hanya berdua, berbincang sesekali kutinggal main gadget sepanjang
perjalanan. Andai nggak ngantuk dan capek, ingin rasanya kuajak dia mampir ke café
24 jam, pacaran. Secara dia tipe family man yang sukanya kemana-mana ngajak
krucils serta padahal si emak maunya berdua saja. Hehehe…
Maka, begitulah akhirnya. Happy ending untuk
semua.
Aku lelap di pelukan kekasihku, membawa bunga
mengembang warna-warni dari pertemuanku dengan sahabat-sahabat lama, sembari
sesekali membayangkan keasyikan bertemu teman-teman baru, komunitas mobil Chevrolet
Zafira esok harinya.
Alhamdulillah.
Thanks to all yang membuat asaku menjadi nyata. :)
Tanah Baru, 15
Mei 2013 06.30
senengnya ya mba... ketemu temen2 lama. jadi berasa kembali muda hihihi.
BalasHapusIya Say.. Bahkan, andai waktu bisa diputar kembali ingin rasanya kami berusia16 tahun lagi. Hihihi.
HapusThanks for comment ya
wah.. senangnya bisa reuni... apalagi pulangnya dijemput ksatria abu2... hahahaa.. :)
BalasHapusHehehe... Biasanya kan ksatria berbaju zirah menunggang kuda putih. Ini tunggangannya hitam n pakai sweater abu2 krn masih agak batuk.
HapusHehehe. Biasanya kan ksatria berbaju zirah menunggang kuda putih. Ini tunggangannya hitam dan pakai sweater abu2 krn msh agak batuk.
BalasHapusThanks udah mampir ya... Have a nice day.