Ada yang sedikit berbeda siang menjelang sore itu (Kamis, 20/02/’14) di ruang 606 lantai 6 gedung Kalbis Institute, Pulomas. Bak Don Juan, Bapak Taufan Arifin, seorang Graphich Journalist, Praktisi Visual & Editor in Chief SUCCESS Magazine dikerubuti ibu-ibu. Tak sembarang mengerubuti tentu, karena berguru dari semut, para ibu hebat yang tergabung dalam Womanpreneur Community atau lebih akrab disingkat WPC itu tengah mengunduh ilmu dari salah satu suhu Graphich itu. Dan bukan pula Pak Taufan Arifin namanya kalau tidak dengan ramah melayani ibu-ibu yang tengah haus ilmu.
Visual Thinking, adalah salah satu ‘mata kuliah’ dari sekian banyak pembelajaran yang didapat oleh ibu-ibu tadi. Mengapa founder WPC Ibu Irma Sustika, seorang motivator yang gesit ini dan ‘soulmate’-nya Mamih (demikian beliau biasa disapa) Ietje S. Guntur merasa perlu memberikan pembekalan itu, karena memang manusia pada dasarnya cenderung berfikir visual. Apalagi di era digital, dimana gambar dan foto begitu dominan mempengaruhi persepsi seseorang.
Kamis itu, adalah hari pertama pembekalan dari dua hari yang dijadwalkan. Dan Pak Taufan Arifin mengisi slot kedua setelah sebelumnya diisi oleh Pak Isdiyanto, seorang mantan journalis, dengan topik Membuat Bisnis Kecil Bersistem. Pembekalan dan Bazar bagi sebagian peserta di bulan Februari merupakan rangkaian kedua dari empat bulan pembekalan dan pendampingan intens yang dilaksanakan oleh WPC. Tak sekedar pembekalan dan pendampingan, program ini diberi nama Inspiring Womanpreneur Competition atau biasa disingkat IWPC. Sukses dengan IWPC1 yang puncaknya pada bulan Desember tahun kemarin. Maka digelarlah IWPC2 yang dimulai pada bulan Januari hingga puncaknya direncanakan April mendatang.
Hari kedua pembekalan, Jumat (21/02/’14), topik yang diberikan narasumber tak kalah menariknya. Bahkan bagi penulis sendiri yang benar-benar baru belajar bisnis, topik yang disajikan dengan gamblang oleh Pak Dion Dewa Barata, salah satu Dekan di Kalbis Institute ini benar-benar membuka mata. 9 Langkah Praktis dalam Berbisnis yang beliau paparkan begitu sederhana dan aplikatif. Dari hal yang berhubungan dengan mindset seperti ‘Apakah mimpi bisnis Anda dan apakah bisnis ini membuat Anda bahagia?” hingga ke pembahasan praktis seperti membuat kontrak kerja dengan karyawan. Masih bersemangat dengan 9 langkah bisnis dari Pak Dion, dahaga kelas IWPC2 akan ilmu bisnis praktis makin terpuaskan dengan topik SDM Bagi UKM oleh Pak Teguh Wibawanto pemilik bisnis Hydro yang bergerak di bidang memurnian air. Sumber daya manusia, harus diakui merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh para pengusaha. Baik yang sudah berjalan dengan bisnisnya maupun yang tengah merangkak membangun bisnis. Pembekalan hari kedua bulan kedua itu akhirnya ditutup dengan senyum-senyum puas para peserta.
Esok harinya, dari Pulomas, kegiatan bergerak ke Jakarta Selatan tepatnya di daerah Kemang. Bazaar yang harusnya dilaksanakan oleh full peserta pada bulan ketiga, akhirnya sebagian dilaksanakan pada bulan kedua. Salah satu pertimbangannya adalah demi kemudahan mobilitas peserta dari luar kota. Ya, IWPC2 tidak hanya diikuti oleh peserta dari Jabodetabek saja, tapi juga ada peserta yang berasal dari Riau, Surabaya, Subang, Cirebon, bahkan Medan.
Tak sekedar bazaar, di La Codefin Kemang ini para peserta juga wajib mempresentasikan business plan mereka di stage yang telah disediakan. Tentang peta bisnis ini sendiri, peserta telah mendapatkannya di pembekalan bulan pertama, Januari. Dengan adanya peta bisnis ini diharapkan para peserta yang masih galau tentang bisnisnya (termasuk penulis :) ) bisa menjadi lebih fokus. Fokus tentang bagaimana produk yang dihasilkan bisa memberi nilai lebih kepada pelanggan, tentang bagaimana distribusi dilaksanakan, dan target-target yang hendak diraih ke depannya.
Sebelum dilaksanakan presentasi, ada pembekalan juga dari praktisi keuangan, Ibu Rina Dewi Lina dengan topik Bagaimana Mengatur Keuangan Bisnis. Oleh beliau dan beberapa peserta, dilaksanakan permainan peran tentang bagaimana seharusnya seorang ibu mengatur keuangan bisnis dan rumah tangga. Presentasi itu sendiri, merupakan salah satu tolak ukur bagi para juri untuk menyaring peserta IWPC2 hingga menjadi 25 besar.
Selain bazaar dan presentasi bisnis oleh peserta, WPC juga bekerja sama dengan beberapa sponsor misal Nefertiti kosmetik yang menyuguhkan band penghibur, El John Pageants selaku penyelenggara Pemilihan Miss Earth 2013 mendatangkan Putri Pariwisata. Dan tentu saja TV EXCELLENT yang melakukan liputan. Dari peserta sendiri, diadakan beberapa games. Diantaranya games menghias cupcake dan kidpreneur untuk anak-anak. Yang tak kalah juga adalah fashion show khusus pakaian big size oleh Pasique Butique.
Capek, tapi tetap semangat, itulah yang tergambar di wajah-wajah peserta IWPC2 hingga hari kedua bazaar ditutup. Kembali pulang ke rumah masing-masing, kembali menjalankan rencana bisnis yang sudah dicanangkan, kembali memberi yang terbaik bagi keluarga dan masyarakat sebagai hal yang utama, para peserta tetap intens berkomunikasi di dunia maya terutama sosial media hingga nama-nama yang masuk 25 besar keluar. Ada yang lega namanya masuk daftar, tentu ada pula yang kecewa karena belum berhasil tembus untuk melaju ke langkah berikutnya. Namanya saja kompetisi, akan selalu ada yang kurang ketika sebagian lainnya menunjukkan kelebihan. Namun itu tak mengurangi kebersamaan para peserta. Selamat berjumpa di event bazaar IWPC2 berikutnya, Road to Best 10 IWPC2, akhir Maret 2014.
Tanah Baru, 1 Maret 2014 18.58
Indarwati Ayaran
Happyworkinghomemommy, Penulis, Crafter, owner Ayaran Craft :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar